Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Akibat Gila Hormat

16 Maret 2024   08:52 Diperbarui: 26 Juni 2024   18:45 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sambung Krisna, "Keserakahan, keangkuhan, ambisi, gila hormat, telah mengalahkan keutamaan jiwa anda. Lalu memilih keduniawian yang fana, membutakan terhadap yang baka, tanpa memikirkan kepentingan masyarakat luas!"

Begawan Durna menyadari atas dosa dan kesalahannya. Ia mengurungkan menggunakan senjatanya. Ia meminta maaf kepada Krisna dan bersiap untuk gugur di medan laga sebagai tebusan atas dosa-dosanya.

Krisna dengan bijaksana memberi maaf kepada Durna, dan Ia mengembalikan perputaran dunia bergerak kembali.

Pada saat bersamaan, Drestajumna, anak Prabu Drupada mengayunkan pedang memenggal kepala Durna, sebagai balas dendam atas kematian ayahnya.

Durna tewas. Sebagai begawan yang sangat brillian, gara-gara gila hormat, telah merubah karakternya menjadi politisi jahat. Dalam meraih tujuan, ia menghalalkan segala cara, tidak segan-segan berlaku curang, menjadi irrasional, sangat subyektif, dan sanggup melanggar prinsip-prinsip yang pernah diajarkannya sendiri.

Kelak di sepanjang jaman, di samping Sengkuni, Durna juga dikenang sebagai sosok yang jahat dan berbahaya bagi kehidupan umat manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun