Mohon tunggu...
TRI HANDITO
TRI HANDITO Mohon Tunggu... Guru - Kawulaning Gusti yang Mencoba Untuk Berbagi

Agar hatimu damai, tautkankanlah hatimu kepada Tuhanmu dengan rendah hati.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan dan Peradaban Bangsa (Refleksi di Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2020)

2 Juni 2020   16:03 Diperbarui: 2 Juni 2020   16:03 819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pancasila, milik bersama bangsa  (Sumber : https://www.suarakarya.id)

Pasal 31 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Undang-Undang Sisdiknas secara tersurat menyatakan bahwa pendidikan ditujukan untuk pengembangan keseluruhan potensi manusia demi mencapai kehidupan sejahtera, baik secara fisik, mental, dan spiritual.

Ternyata, pendidikan bukan “sekadar” membangun angkatan kerja yang kompetitif dan mencetak warga negara yang baik (a good citizen). Apalagi dari sudut pandang politis, pendidikan kerap menjadi alat yang paling efektif untuk kepentingan status quo kekuasaan.

Pendidikan merupakan proses pengembangan individual dan universal, termasuk di dalamnya pengembangan kemampuan reflektif serta kapasitas spiritual dan moral indiividu-individu dalam  sebuah bangsa.  Jadi, sebenarnya grand design pendidikan adalah  proses pembentukan dan pemantapan peradaban sebuah bangsa.

Jantung dari peradaban sebuah bangsa berada pada visi spiritualitas bangsa tersebut. Arnold J. Toynbe, seorang ahli sejarah terkemuka dari Inggris, menyatakan bahwa apabila sebuah bangsa telah kehilangan visi spiritualitasnya maka hancurlah peradaban bangsa tersebut.

Lalu dalam konteks bangsa Indonesia, apa yang menjadi visi spiritualitas bangsa Indonesia, di mana visi spiritualitas tersebut merupakan jantung peradaban bangsa Indonesia? Bangsa Indonesia sudah memiliki visi spiritualitas, yaitu nilai-nilai Pancasila.

Pancasila merupakan rumusan visi spiritual dan visi kebangsaan yang menjadi pedoman moral publik dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Eksistensi peradaban bangsa Indonesia saat ini dan pada masa-masa yang akan datang akan diuji oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Globalisasi, revolusi industri 4.0, era disrupsi, dan bonus demografi adalah beberapa fenomena yang akan mewarnai perjalanan bangsa Indonesia menuju masa depan.

Salah satu dimensi kehidupan yang akan terpengaruh dengan berbagai fenomena tersebut adalah bidang pendidikan.

Dalam menghadapi tantangan pendidikan di masa depan, desain kurikulum Indonesia di tingkat makro (nasional) dan mikro (tingkat wilayah dan di tingkat satuan pendidikan) harus merupakan kurikulum yang semakin memantapkan visi spiritualitas bangsa dalam rangka pembangunan peradaban bangsa Indonesia.

Apabila disimpulkan,  maka kurikulum kita memiliki tugas besar dalam menghadapi pendidikan masa depan. Dua tugas besar itu adalah sebagai berikut.

  1. Mempersiapkan peserta didik menghadapi berbagai fenomena masa depan (globalisasi, era disrupsi, revolusi industri 4.0, bonus demografi) secara cerdas, santun, kreatif, dan inovatif.
  2. Dalam rangka membangun peradaban bangsa yang lebih maju, maka kurikulum Indonesia harus merupakan kurikulum yang semakin memantapkan nilai Pancasila sebagai visi spiritualitas bangsa Indonesia, supaya bangsa Indonesia tetap bisa eksis di tengah gempuran perkembangan IPTEK yang begitu pesat tanpa menghilangkan jati diri bangsa Indonesia sebagai kesatuan The Holy Trinity atau Tritunggal Suci (meminjam istilah Daniel Dhakidae dalam buku Ben Anderson), yaitu Indonesia sebagai satu bahasa (budaya), bangsa, dan tanah air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun