Jakarta identik dengan multinasional. Sebagai kota dengan tingkat keinternasionalan tinggi, membuat event-event berskala global maupun nasional menjadi target pemerintah daerah dan berbagai elemen masyarakat. Lalu lintas kegiatan  semacam itu sudah menjadi rutinitas jakarta.Â
Dari catatan Jawa Pos, 5 November 2019 tercatat sejumlah event seperti Jakarnaval, Jakarta Night Festival, Festival Musik Tepi Barat, Festival Museum Enjoy Jakarta, Monas Week, Jakarta International Folklore Festival (JIFF), Seribu Island Reggae Festival, Jakarta International Photo Festival (JIPFEST), dan Jakarta Muharram Festival.Â
Dalam skala internasional terdapat acara JIexpo, Formula E atau Jakarta E-Prix. Berdasarkan kalender kegiatan 2020 sudah terpampang  10 Event tersebut adalah Pesta Kesenian Bali, Jember Fashion Carnival, Banyuwangi Ethno Carnival, Art Jog, Sanur Village Festival, Iron Man 70.3 Bintan, Borobudur Marathon, Java Jazz, F8 Festival, dan Tomohon International Flower Festival.Â
Dengan begitu, bisa dibilang akan ada 110 CoE pada 2020 nanti. Â Event tersebut tentu saja menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke Jakarta.Â
Memerhatikan sederet kegiatan tadi memang nampak keragaman isi acara baik internasional, nasional, sampai ke cakupan daerah. Kesenian khas Betawi ondel-ondel barangkali telah menjadi langganan acara. Dari berbagai event itu ada satu hal yang menarik perhatian saya.Â
Begini. Jakarta memiliki kelompok musik legendaris yang eksistensinya tidak dipertanyakan lagi. Ia adalah Koes Bersaudara/Koes Plus. Grup ini menjadi satu-satunya band dengan predikat The Beatlesnya Indonesia. Ia juga menjadi aset nasional sekaligus aset Jakarta.
Sebagai aset Jakarta, Koes Plus mestinya sudah menjadi cagar budaya. Kompleks Koes Bersaudara yang terletak di Jakarta Selatan Jalan Haji Nawi no.72 dapat menjadi tujuan wisata tersendiri, utamanya sebagai warisan seni musik.Â
Dinas Pariwisata Jakarta semestinya pula mulai melirik kenyataan Koes Bersaudara/Plus sebagai aset yang berpotensi sebagai destinasi wisata. Kepedulian Pemda DKI sangat diharapkan untuk mewujudkan hal ini sebagai wujud apresiasi terhadap kekayaan musik nasional.Â
Mengapa Koes  Bersaudara/Koes Plus? Hal itu tentu terkait dengan peran band ini dalam sejarah kelahiran band musik pop , perannya dalam industri musik, serta dalam membangun wacana kebangsaan Indonesia. Untuk mewujudkan ini, Pemda DKI dapat bekerja sama dengan organisasi fans Koes Plus nasional Jiwa Nusantara yang dibina oleh personil Koes Plus, Yok Koeswoyo. Kerja sama juga dapat dilakukan dengan TVRI terkait dengan dengan dokumentasi visual Koes Bersaudara/Koes Plus.Â
Jika cagar budaya Koes Plus terwujud, Jakarta akan memiliki tambahan aset wisata yang dapat menjadi andalannya. Event tentang Koes Plus pun dapat dihelat misalnya menggelar acara Jakarta Koes Brothers and Koes Plus Festival. Â Koes Plus yang memiliki ratusan band pelestari di seluruh tanah air dan organisasi Fans Jiwa Nusantara daerah dan pusat dapat menjadi mitra penyelenggaraannya. Â Sebagai contoh, band pelestari B-Plus Jakarta rutin menggung di Sumarecon Kota Bekasi. Sedangkan T-Koes Band juga secara rutin memiliki kepadatan panggung reguler, itu belum ditambah aktivitas-aktivitas band pelestari lainnya. Jika The Beatles dengan segala memorabilianya dimanage sedemikian rupa, Koes Plus layak memperoleh perlakuan serupa sebagai identitas nasional sekaligus identitas Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H