Sebagai seorang keturunan Sunan Drajad-itu berarti masih dalam kelas sosial priyayi keraton- keluarga Koeswoyo tentu memiliki tradisi membaca yang sangat kuat. Hal ini tentu memengaruhi derajat literasi kesastraannya. Apalagi, Tonny pernah mengenyam Program Studi Bahasa Inggris di IKIP Jakarta.Â
Ini semua menjadi bekal pengalaman linguistik yang sangat memadai terutama tentu stilistika. Di dalam stilistika itulah kita dapat memanfaatkan penyiasatan struktur bahasa untuk memperoleh efek estetika dan harmoni.
Segi-segi seperti itulah yang juga sebenarnya sangat menonjol di dalam banyak lagu-lagu Koes Plus maupun Koes Bersaudara. Kepintaran Tonny K. dalam meracik strategi penyiasatan lirik agar mampu menunjukkan efek surprise tidak diragukan lagi.Â
Dalam banyak lagu hits Koes Plus maupun Koes Bersaudara memang seperti tidak nampak kekuatan lirik yang katakanlah puitis. Namun di dalam lagu lainnya, Tonny memunculkan lirik yang sangat bermajas.Â
Di tengah kepadatan album-albumnya itulah Tony masih sempat menuangkan lirik bergaya bahasa (figurative language). Ini adalah kerja yang penuh energi di tengah tuntutan profesionalitasnya. Salah satu contoh dalam lirik lagu Penyemir Sepatu dapat saya tampilkan sebagai berikut:
PENYEMIR SEPATU
(Karya Tonny Koeswoyo dalam album Koes Plus Pop Keroncong Vol.3)
Ku selalu bertemu oh selalu
Penyemir sepatu
Yang di depan pintu
Yang sedang menunggu
Ku lihat di sana oh gembira
Sepatu di tangannya
Digosok merata
Berkilau kulitnya
Dari pagi dia mencari
Cahaya hidup sendiri
Tak akan tergilas
Walau pun sekilas
Pikiran yang malas
Bila malam tiba oh lihatlah
Semua tutup pintu
Penyemir sepatu
Pulang satu satu