Mohon tunggu...
Lindawati
Lindawati Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis

Setiap orang unik, Setiap orang istimewa, Setiap orang berharga, Jadilah diri sendiri :)

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Temperamen Anak: Genetik atau Lingkungan?

18 Mei 2021   13:30 Diperbarui: 18 Mei 2021   13:56 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak dini, anak menunjukkan pola emosional yang unik. Dua tahun pertama, si Monik terlihat suka tersenyum dan tertawa saat berinteraksi dengan orang dewasa. Ia juga mudah mendekati anak-anak di sekitarnya.  Si Dina berusia 20 bulan terlihat nyaman duduk di kursi selama acara pertemuan keluarga, sambil melihat-lihat sekelilingnya. Si Titi terus memegangi tangan ibunya, ia seringkali menunduk dan diam saja ketika disapa teman seusianya. Bahkan ia menangis ketika ditanya oleh tetangga sebelah rumah. Sedangkan Si Tino terlihat aktif bergerak dari satu tempat ke tempat lain, memanjat kursi dan meja. Saat kita mendeskripsikan anak dengan sifat ceria, tenang, waspada, ataupun aktif, maka kita menunjuk pada temperamen.

Temperamen adalah perbedaan individu yang mendasar dalam bereaksi dan meregulasi diri pada bagian perasaan, level aktivitas, dan atensi (Brooks, 2011). Temperamen dapat dikenali dengan mengamati reaksi anak dalam berbagai situasi sehari-hari. 

Bagaimana anak berhadapan dengan orang ataupun objek yang baru ditemui? Apa perasaan yang sering diekspresikan anak? Bagaimana perbandingan periode aktif dan tidak aktif anak? Berapa lama anak mencurahkan perhatian pada suatu aktivitas? dan sebagainya. Dengan memerhatikan hal-hal tersebut akan dikenali temperamen anak.

Tipe temperamen

Terdapat tiga tipe temperamen anak (Berk, 2005), yaitu:

  • Easy temperament, anak cepat membangun rutinitas (tidur, makan) yang teratur pada masa bayi, menunjukkan ekspresi senang dan ceria, serta mudah beradaptasi dengan situasi baru.
  • Difficult temperament, rutinitas anak sehari-hari (tidur, makan) tidak teratur pada masa bayi, mudah merasa terganggu pada situasi baru, dan cenderung bereaksi secara negatif (mis. rewel atau menangis secara ekstrem). Respons terlihat ekstrem pada awal dan tengah masa kanak-kanak, seperti menarik diri ataupun perilaku agresif. Tipe ini berisiko tinggi pada masalah penyesuaian.
  • Slow to warm up temperament, anak cenderung pasif dan minim reaksi terhadap stimulus di lingkungan. Awalnya merespons secara negatif, tetapi secara bertahap dapat beradaptasi terhadap situasi baru setelah beberapa kali berkoneksi. Umumnya mereka tidak menunjukkan masalah pada awal masa anak-anak. Namun, mereka cenderung ketakutan yang berlebihan dan lambat. Anak berperilaku terbatas/minim pada akhir masa TK hingga SD, terutama ketika mereka diharapkan berespons lebih aktif dan cepat di kelas maupun dalam kelompok teman sebaya.
  • Terdapat anak-anak yang tidak sesuai dengan tipe-tipe tersebut, mereka menampilkan perpaduan unik dari karakteristik temperamen.  

Pengaruh Genetik dan Lingkungan pada Temperamen

Faktor genetik cukup berperan menentukan temperamen anak. Setengah dari perbedaan  individu terkait dengan perbedaan susunan genetik. Perbedaan jenis kelamin berperan dalam adanya temperamen awal. Contoh: anak laki-laki cenderung lebih aktif dan berani, sedangkan anak perempuan lebih berhati-hati dan malu. Stereotipe jenis kelamin juga memengaruhi sikap orangtua terhadap anak. Misalnya, anak laki-laki didukung untuk aktif secara fisik, sedangkan anak perempuan diarahkan untuk mencari bantuan. Hal ini meningkatkan perbedaan temperamen antara anak laki-laki dan perempuan (Berk, 2005).

Faktor lingkungan juga berperan kuat menentukan temperamen anak. Misalnya kebutuhan nutrisi dan emosi yang terus-menerus tidak terpenuhi dapat mengubah temperamen, serta mengakibatkan masalah emosi. Regulasi emosi yang buruk berpengaruh pada kurangnya kemampuan mengarahkan atensi, mempertimbangan saat akan melakukan sesuatu, dan sering mengekspresikan kemarahan.

Persepsi orangtua merupakan faktor yang sangat penting untuk memahami cara mereka memandang dan merespons anak. Contoh: penilaian awal orangtua terhadap bayi (mis. Anak memiliki emosi positif atau pemarah atau penakut) memprediksi perkembangan temperamen selama satu tahun pertama. Pada batas waktu tertentu, orangtua juga membentuk gaya emosional bayi agar sesuai dengan penilaian mereka.

Dalam proses pengasuhan, setiap orangtua mempunyai pendekatan yang berbeda. Pendekatan tersebut dipengaruhi oleh keyakinan dan budaya mereka, sehingga setiap anak merespons sikap orangtua atau pengasuh yang ditampilkan secara konsisten. Jadi setiap anak mempunyai pengalaman yang berbeda dalam keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun