Mohon tunggu...
trifenaselvi
trifenaselvi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

senang melakukan hal yang membuat diri sendiri nyaman

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hidupkan Pembelajaran Bersama Expert of The Day

5 Juli 2024   01:26 Diperbarui: 5 Juli 2024   01:29 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penulis : Trivena Selvi Hapsari, Adhi Krisna Maria Agustin

Pendidikan berfungsi untuk menyejahterakan kehidupan manusia di dunia. Pada abad 21 ini, inovasi dan paradigma baru mengenai pendidikan juga muncul begitu cepat. Berkembangnya pendidikan di era sekarang, membuat pendidik memiliki keleluasaan untuk merancang pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik. Seperti halnya kita ketahui, bahwa setiap siswa di suatu kelas pasti memiliki gaya belajar, minat dan kesiapan belajar yang berbeda dari satu siswa dengan siswa yang lain. Akibatnya, mereka membutuhkan layanan pengajaran yang berbeda supaya mereka dapat memahami kompetensi dan materi pembelajaran berdasarkan karakteristik dan keunikan masing-masing, sehingga dapat berkembang secara optimal. Setiap sekolah dapat menggunakan pengajaran yang berbeda untuk siswa, agar siswa dapat mengekspresikan bakat dan minat sesuai dengan keunikan mereka. Dalam kurikulum merdeka yang digunakan sekarang ini, sekolah juga dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi sebagai salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan karakteristik setiap siswa serta mencapai tujuan pendidikan di sekolah.

            Pembelajaran berdiferensiasi memang belum sering di terapkan di sekolah-sekolah. Banyak sekolah yang masih menerapkan pembelajaran lama, dan menganggap bahwa kemampuan semua siswa itu sama. Jika kita melihat ke proses pembelajaran dahulu, lebih berpusat pada guru, dan siswa tidak diberi kesempatan untuk berpartisipasi aktif saat pembelajaran. Pembelajaran berdiferensiasi bukan berarti guru mengajar 20 siswa dengan 20 cara, bukan juga memberikan tugas yang berbeda kepada setiap anak. Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang memberi keleluasaan pada siswa untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar siswa tersebut. Pembelajaran  berdiferensiasi  dikenalkan  oleh  Carol  Ann  Tomlinson  pada  tahun  1999 (Marlina, 2019) yang menyebutkan pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodir,  melayani,  serta  mengakui  keberagaman  peserta  didik  dalam  belajar  sesuai dengan  kesiapan,  minat,  dan  preferensi  belajar  peserta  didik.  Pembelajaran berdiferensiasi tidak hanya berfokus pada produk pembelajaran, tapi juga fokus pada proses dan konten/materi pembelajaran.

            Untuk memahami lebih lanjut penerapan dari pembelajaran berdiferensiasi, penulis melakukan observasi ke sebuah sekolah dasar, di daerah Banyubiru, Kabupaten Semarang. Tujuan penulis melakukan observasi tersebut adalah untuk mengamati keadaan di lapangan, apakah sekolah dasar tersebut sudah menerapkan pembelajaran berdiferensiasi atau belum dan penulis ingin mencoba membuat sebuah rancangan pembelajaran diferensiasi berdasarkan karakteristik siswa di SD tersebut dan berharap pihak sekolah termotivasi untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas. Tujuan selanjutnya dari observasi ini adalah untuk mendalami dan menyelidiki strategi yang paling efektif dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi untuk menciptakan ruang belajar inklusif di seluruh jenjang pendidikan. Observasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi metode yang tepat dalam mengenali kebutuhan individual siswa, mengevaluasi pengaruh teknologi pendidikan dalam mendukung diferensiasi (T. N. Ria & Kurniati, 2023).

            Penulis mendapatkan beberapa pengalaman yang cukup menarik. SD tersebut memang belum menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Penulis di izinkan untuk melakukan observasi di kelas 4. Penulis menyiapkan sebuah angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk membedakan modalitas belajar, gaya belajar dan kesiapan belajar setiap siswa. Awalnya   siswa tegang karena menganggap angket tersebut adalah ulangan mendadak. Penulis juga mengalami beberapa kesulitan dalam mengahadapi siswa di kelas tersebut. Penulis menjelaskan cara menjawab angket kepada siswa, supaya siswa lebih nyaman mengisi angket dengan jujur. Setelah semua siswa mengisi, penulis menyimpulkan hasil jawaban dari angket yang sudah mereka isi. Penulis berencana mengelompokkan siswa berdasarkan modalitas belajar, minat belajar dan kesiapan belajarnya. Materi yang diambil adalah tentang bagian tubuh tumbuhan dan fungsinya. Dalam proses penyusunan rancangan pembelajaran, kendala yang dihadapi penulis adalah dalam menentukan konten, proses dan produk.

            Penulis mencoba merancang pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan minat belajar siswa. Di dalam pembelajaran berdiferensiasi terdapat 3 metode yang harus ada, yaitu konten, proses dan produk. Diferensiasi konten berisi konten apa yang akan kita berikan dan ajarkan kepada siswa. Diferensiasi proses berisi bagaimana siswa bisa memahami materi yang diajarkan. Diferensiasi produk berisi hasil pekerjaan yang di tunjukkan siswa kepada guru. Penulis merancang diferensiasi konten, proses, dan produk mengacu pada minat belajar siswa. Setiap siswa pasti memiliki minat belajar yang berbeda-beda, maka dari itu, di dalam rancangan pembelajaran penulis mengelompokkan siswa berdasarkan minat belajarnya.

            Di dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, pada saat proses pembelajaran guru membuat kegiatan yang beragam, dimana siswa dapat mendemonstrasikan minat mereka masing-masing. Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas memang sangat sulit untuk dilakukan, apalagi bagi guru yang belum pernah mencoba sebelumnya. Pembelajaran berdiferensiasi tidak dapat dilakukan secara instan begitu saja, namun untuk mempermudah mempraktikkannya, pembelajaran berdiferensiasi ini sebenarnya memiliki banyak strategi-strategi yang bisa dilakukan guru pada saat menerapkannya. Salah satu strategi yang dapat dijadikan solusi untuk mempermudah menerapkan pembelajaran berdiferensiasi yaitu dengan Expert of the day. Maksud dari Expert of the day adalah mencari siswa yang paling memahami materi yang diajarkan, supaya teman yang lainnya dapat bertanya kepada siswa yang dianggap menjadi Expert of the day.

            Expert of the day (siswa yang paling memahami materi) akan membantu guru mengurangi beban dalam membimbing siswa satu per satu. Siswa yang memiliki pertanyaan-pertanyaan mengenai materi, bisa bertanya terlebih dahulu kepada Expert of the day sebelum bertanya kepada guru. Hal ini akan meminimalisir kesulitan guru untuk menerapkan kegiatan di kelas dengan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan minat belajarnya. Guru juga harus memastikan bahwa siswa mempunyai rencana untuk mencari bantuan kepada Expert of the day atau kepada teman lain, saat guru fokus pada siswa yang lain.

            Strategi Expert of the day memiliki banyak manfaat. Selain untuk mengurangi beban guru dalam membagi fokus membimbing siswa, lain diantaranya adalah meningkatkan rasa percaya diri dalam diri siswa. Guru yang menerapkan strategi ini akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling berbagi pemahaman dan pengetahuan satu sama lain, dan otomatis mereka dapat meningkatkan rasa percaya diri dan keterampilan presentasi. Siswa yang menjadi Expert of the day dan mengajarkan topik tertentu kepada teman yang lain, akan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang materi yang diajarkan. Di saat guru fokus kepada kegiatan siswa yang lain, Expert of the day akan membantu teman lain untuk mendorong interaksi dan kolaborasi antar siswa. Hal ini akan membantu menciptakan lingkungan belajar yang lebih dinamis. Dengan strategi ini, siswa akan menggunakan keahliannya masing-masing dan meningkatkan keterlibatan minat dalam pembelajaran. Penerapan strategi Expert of the day pada saat berlangsungnya proses pembelajaran berdiferensiasi, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendorong setiap siswa untuk berkontribusi sesuai dengan kemampuan dan minat mereka masing-masing.

            Tujuan pembelajaran berdiferensiasi adalah untuk memperkuat hubungan antara guru dengan siswa. Guru akan lebih efektif mendukung perkembangan siswa sesuai dengan karakteristik dan minat belajar yang mereka punya, dengan memahami setiap individu siswa. Pembelajaran berdiferensiasi dapat diterapkan di berbagai jenjang pendidikan. Fleksibilitas dari strategi pembelajaran berdiferensiasi adalah untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa yang memiliki modalitas belajar, gaya belajar dan minat belajar yang beragam.

DAFTAR PUSTAKA

Ria, T. N., & Kurniati, L. 2023. Pelatihan Pembelajaran Berdiferensiasi Bagi Guru-Guru SMPN 4 Demak. Jurnal Awam, 3(1), 13--18.

Marlina, M. (2019). Panduan Pelaksanaan Model Pembelajaran Berdiferensiasi di Sekolah Inklusif

Farid, I., Yulianti, R., Hasan, A., & Hilaiyah, T. 2022. Strategi Pembelajaran Diferensiasi Dalam Memenuhi Kebutuhan Belajar Peserta Didik di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 4(6), 11177--11182.

Fitriyah, Moh Bisri. Pembelajaran Berdiferensiasi Berdasarkan Keragaman dan Keunikan Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Review Pendidikan Dasar. Vol 9, No 2, Mei 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun