Mojokerto, 10 Januari 2025 -- DOSEN -- FEB UNTAG'45 SURABAYA menggelar kegiatan pelatihan dan pembuatan kaldu berbahan baku jamur tiram untuk anak-anak dan balita di Desa Sajen, Kec. Pacet, Kab. Mojokerto. Mengingat masih banyak makanan yang kurang sehat yang sering dikonsumsi oleh anak-anak dan balita, sehingga diperlukan pengembangan dengan melakukan inovasi olah pangan  dalam menghadirkan solusi baru dalam memberikan makanan sehat dan bergizi untuk mencegah stunting pada anak-anak dan balita yang saat ini menjadi salah satu solusi dalam menjaga kesehatan pada tumbuh kembang yang serius pada anak-anak dan balita yang kurang gizi dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu akan jenis makanan apa saja yang sehat dan bergizi. Salah satu inovasi olah pangan yang menarik untuk dikonsumsi adalah dengan memenuhi gizi pada makanan yang dikonsumsi oleh anak-anak dan balita.  Pengembangan dalam olah pangan salah satunya adalah dengan membuat kaldu tanpa MSG untuk disajikan dengan masakan lain ketika ibu memberikan makanan pada anak mereka. Kaldu jamur yang di buat dengan menggunakan bahan-bahan seperti jamur tiram yang memang rasanya enak jika dimasak dan diberi tambahan bahan lain yang dibutuhkan sebagai pelengkap gizi. Jamur selama ini tidak hanya dikenal dengan rasanya yang lezat tetapi juga umami, dimana kandungan jamur tersebut telah terbukti efektif dalam memberi rasa pada makanan. Jamur tiram mempunyai kandungan vitamin B3 atau niasin yang baik bagi tubuh, karena di dalam 100 gram jamur tiram terkandung Niasin yang  memegang peranan penting dan bermanfaat untuk kesehatan terutama dalam proses pertumbuhan, perkembangan, serta kerja organ-organ dalam tubuh. Selain itu kaldu jamur dikenal memiliki rasa umami, earthy dan daging, serta bisa digunakan sebagai pengganti monosodium glutamate (MSG) atau micin. Kaldu jamur juga juga merupakan pilihan penyedap bagi vegetarian dan vegan. Dan masih banyak lagi kandungan yang ada pada jamur tiram sehingga jamur tiram ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan baku dalam pembuatan kaldu jamur.
"Inovasi kami membuat olah pangan pada kaldu jamur dengan menggunakan bahan alami yang bergizi sebagai solusi dalam pencegahan stunting sehingga anak-anak dan balita tidak selalu bergantung pada makanan yang sering dikonsumsi tanpa ada nilai gizi yang umumnya mengandung bahan-bahan yang tidak memenuhi gizi bahkan berbahaya bagi kesehatan yang beresiko menyebabkan gangguan pada tumbuh kembang anak-anak dan balita," ujar penanggung jawab pelatihan di Pacet Mojokerto Jawa Timur yaitu Tries Ellia Sandari, Maria Yovita R Pandin dan Pramita Studiviany Soemadijo, Ida Ayu Nuh Kartini dan Rini Rahayu Sihmawati yang mempunyai keahlian dalam olah pangan."Alat yang digunakan dalam pembuatan kaldu jamur tersebut adalah penggorengan, blender, Oven, kompor, vacum sealer dan pengemas. Sedangkan bahan yang digunaan berupa Jamur tiram, wortel, bawang putih, bawang Bombay, seledri, garam, lada dan bahan-bahan lain yang dibutuhkan. Cara pembuatan kaldu jamur tersebut diawali dengan membersihkan jamur tiram menggunakan air bersih dan meremas jamur sampai kandungan airnya berkurang, semua bahan dipotong kecil-kecil, dan kemudian di oven, dan setelah itu diblender dan di ayak sampai halus kemudian bahan yang sudah kering dikemas menggunakan vacum sealer," jelasnya.
Menurut Latif, salah satu peserta yang hadir dalam pelatihan, Jamur yang selesai dipanen selama ini biasanya langsung dijual ke pasar tradional atau diambil oleh tengkulak dan tidak pernah diolah menjadi kaldu sehingga harga jualnya juga murah, "karena jamur tiram mempunyai rasa yang kenyal seperti daging, maka sering dimasak menjadi makanan dengan cara di ongseng dan langsung dimakan dan jika jamur diolah menjadi kaldu maka dapat digunakan sebagai penyedap makanan bagi ibu-ibu yang memasak bagi anak-anak mereka tanpa menghilangkan rasa umami pada jamur, sehingga makanan yang diberi kaldu jamur akan diminati oleh anak-anak dan balita"ujarnya. Upaya yang banyak dilakukan masyarakat dalam menggunakan penyedap makanan dengan rasa yang selama ini beredar masih belum memenuhi gizi yang cukup, sedang untuk kaldu jamur yang dibuat ber bahan baku jamur shiitake dan bahan lain-lain yang digunakan sebagai pelesat makanan pengganti MSG untuk masakan dan banyak dijual di supermarket besar tidak dapat dibeli oleh masyarakat menengah kebawah karena harganya yang cukup mahal.Â
Peserta pelatihan M. Latif berharap dengan adanya pelatihan dan pembuatan kaldu jamur ini, diharapkan masyarakat dapat membuat sendiri kaldu jamur berbahan dasar jamur tiram hasil budidaya warga Pacet, supaya kaldu ini juga disukai olah anak-anak dan balita yang selain untuk mencegah stuting maka kaldu jamur ini dapat dijual ke ke Masyarakat lewat pasar tradisional dengan harga yang tidak terlalu mahal, sehingga ibu-ibu dapat membeli kaldu jamur ini untuk memasak makanan yang sehat dan bergizi bagi anak-anaknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H