Mohon tunggu...
Tri Atmoko
Tri Atmoko Mohon Tunggu... -

saya merupakan ბгаи9 уайБ suka dengan tantangan .... itч. halnya sმყმ butuh kepedulian Uიтцк mrngembangkan bakat .

Selanjutnya

Tutup

Money

Bagi Anda yang Ingin Budidaya Ikan Gabus, Maka Terlebih Dulu Kenali Ikan Gabus Ini

1 November 2014   16:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:57 2474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14148077231439829036

[caption id="attachment_332502" align="aligncenter" width="400" caption="tri atmoko"][/caption]

Ikan gabus merupakan ikan air tawar
liar dan predator benih yang rakus dan
sangat ditakuti pembudidaya ikan. Ikan
ini merupakan ikan buas (carnivore yang
bersifat predator). Di alam, ikan gabus
tidak hanya memangsa benih ikan tetapi
juga ikan dewasa dan serangga air
lainnya termasuk kodok. Bahkan di
Kalimantan pernah dilaporkan gabus
memangsa anak bebek. Ini masuk akal
karena di sungai dan di rawa-rawa
Kalimantan terdapat jenis gabus
berukuran besar (gabus toman/aruan
dan sejenisnya).
Ikan gabus dikenal dengan banyak
nama. Ada yang menyebutnya sebagai
aruan, haruan (Melayu dan Banjar),
kocolan (Betawi); bayong, bogo,
licingan, kutuk (Jawa); dan lain-lain.
Dalam bahasa Inggris, belut juga disebut
dengan berbagai nama, seperti common
snakehead, snake-head murrel, chevron
snakehead, striped snakehead juga
aruan. Name ilmiahnya adalah Channa
striata (Bloch, 1793) dan ada yang
menyebutnya Ophiocephalus striatus.
Kelas: Pisces
Subkelas: Actinopterygii
Ordo: Perciformes
Famili: Channidaeae
Genus: Channa
Species: Channa sriata/ Ophiocephalus
striatus
Ada beberapa jenis gabus. Channa
striata merupakan jenis ikan gabus
yang banyak ditemui dan memiliki
ukuran tubuh relatif kecil. Jenis lain
adalah gabus toman Channa micropeltes
dan Channa pleuropthalmus. Gabus
toman merupakan jenis gabus yang
berukuran tubuh besar, mencapai
panjang 1 meter dengan berat 5 kg.
Ikan gabus memiliki kepala berukuran
besar dan agak gepeng mirip kepala ular
(sehingga dinamai snakehead). Terdapat
sisik-sisik besar di atas kepala. Tubuh
berbentuk bulat gilig memanjang, seperti
peluru kendali atau torpedo. Sirip
punggung memanjang dan sirip ekor
membulat di ujungnya. Sisi atas tubuh
dari kepala hingga ke ekor berwarna
gelap, hitam kecokelatan atau kehijauan.
Sisi bawah tubuh putih. Sisi samping
bercoret-coret tebal (striata).Warna
ini sering kali menyerupai lingkungan
sekitarnya. Mulut besar, dengan gigi-
gigi besar dan tajam.
Ikan gabus biasa ditemukan di perairan
umum sebagai ikan liar. Banyak
ditangkap di danau, rawa, sungai, dan
saluran-saluran air hingga ke sawah-
sawah. Di Indonesia, ikan gabus awalnya
hanya terdapat di barat garis Wallacea
(Sumatera, Jawa, dan Kalimantan).
Namun dalam perjalanan waktu, ikan
gabus diintroduksi (dimasukkan) ke
wilayah Indonesia Timur.
Pada beberapa daerah yang dilalui
aliran sungai besar seperti di Sumatera
dan Kalimantan, ikan gabus seringkali
terbawa banjir ke parit-parit di sekitar
rumah, atau memasuki kolam-kolam
pemeliharaan ikan dan menjadi hama
yang memangsa ikan-ikan peliharaan.
Jika sawah, kolam atau parit mengering,
ikan ini akan berupaya pindah ke tempat
lain, atau bila terpaksa, akan mengubur
diri di dalam lumpur hingga tempat itu
kembali berair. Oleh sebab itu ikan ini
acap kali ditemui "berjalan" di daratan
—khususnya di malam hari di musim
kemarau—mencari tempat lain yang
masih berair. Ikan gabus bisa bertahan
hidup tanpa air karena bisa bernapas
menyerap oksigen bebas menggunakan
alat bantu pernapasan berupa "labirin".
Pengendalian
Biasanya ikan ini menyambar mangsa di
permukaan sehingga jika masuk ke kolam
ikan yang lain kehadirannya dapat
segera diketahui. lkan gabus yang akan
menyambar mangsa biasanya berdiam
diri di sekitar tanaman air (sehingga
tidak terlihat oleh mangsanya) dan
secara tiba-tiba meluncur cepat ke arah
mangsanya dan langsung menelannya.
Mulutnya yang besar memungkinkan
untuk itu.
Pada musim kawin, ikan gabus jantan
dan betina bekerjasama menyiapkan
sarang di antara tumbuhan di tepi air.
Anak-anak ikan berwarna jingga merah
bergaris hitam, berenang dalam
kelompok yang bergerak bersama-sama
kian kemari untuk mencari makanan.
Kelompok muda ini dijaga oleh induknya.
Ini merupakan saat yang paling baik
untuk menangkap/mengusir gabus dari
kolam.
Untuk mencegah masuknya gabus ke
kolam, pada saat pengolahan, dasar
kolam harus benar-benar kering sampai
retak-retak sehingga tidak
memungkinkan gabus bertahan hidup.
Biarkan dasar kolam dijemur sinar
matahari selama beberapa hari. Pada
bagian saluran pemasukan, dipasang
saringan dari ijuk yang sangat rapat
sehingga benih dan telur gabus tidak
ikut masuk ke kolam bersama aliran air.
Jika di dalam kolam sudah terdapat ikan
gabus, harus segera ditangkap.
Biasanya populasinya tidak begitu
banyak. Gabus dapat dipancing dengan
mengggunakan umpan berupa ikan kecil,
anak kodok atau eating. Cara
pemancingannya cukup unik, yaitu
dengan menggerak-gerakkan umpan di
permukaan air. Umpan yang bergerak
biasanya disambar gabus karena
disangka mangsanya. Gabus yang
tertangkap dapat dikonsumsi karena
memang rasanya enak dan menjadi
makanan favorit di beberapa daerah
baik dalam bentuk segar maupun kering/
asin.
Ikan inipun mudah sekali didapat, bisa
dibeli di pasar, bahkan di warung-
warung sekitar tempat tinggal. Namun
apakah mereka tahu asal-usul ikan
tersebut. Tentu saja tidak semua orang
tahu, termasuk cara budidayanya .
Inilah yang akan dikupas dalam artikel
ini.
Soal asal usul. Ternyata ikan gabus
adalah ikan asli Indonesia. Hidup di
perairan sekitar kita, di rawa, di waduk
dan di sungai-sungai yang airnya
tenang. Namun ikan gabus yang bisa
dibeli di pasar-pasar dan warung-
warung, kemungkinan besar dari
Kalimantan. Karena pulau itulah yang
kini menjadi pemasok terbesar untuk
pasar-pasar seluruh Indonesia. Namun
sayang, populasi ikan gabus di alam
sudah mulai berkurang, sehingga
budiadaya ikan ini perlu dikembangkan.
Lalu soal cara budidaya ikan gabus.
Ternyata ikan inipun tidak susah. Tidak
perlu dengan pemijahan buatan, cukup
dengan pemijahan alami. Tentu saja hal
ini disebabkan karena ikan gabus sudah
akrab dengan perairan kita. Salah satu
instansi perikanan yang sudah berhasil
adalah Balai Budidaya Air Tawar
Mandiangin, Kalimantan Selatan. Artikel
inipun diambil dari salah satu leafletnya.
Namun sebelum mengupas tentang cara
budidayanya, alangkah lebih baiknya
kita tahu dulu tentang biologinya,
terutama habitat, kebiasaan hidup,
kebiasaan makan dan sistematikanya. Di
Kalimantan, ikan gabus banyak
ditemukan di rawa-rawa daerah
pedalaman, hidup di dasar perairan
yang dangkal, bersifat carnivor atau
pemakan daging, terutama ikan-ikan
kecil yang mendekatinya. Ikan gabus
bersifat musiman, memijah pada musim
hujan dari Bulan Oktober hingga
Desember.
Secara sistematika, seorang ahli
perikanan, Kottelat (1993) memasukan
kedalam : Kelas : Pisces; Ordo :
Labyrinthycy; Famili : Chanidae;
Genus : Channa; Spesies : Channa
striata; sinonim dengan Ophiochephalus
striatus. Ikan gabus memiliki nama lain,
yaitu gabus isilah Indonesia, Haruan
merupakan nama daerah Kalimantan.
Sedangkan dalam Bahasa Inggeri
disebut Snaka Head Fish.
BEDA JANTAN DAN BETINA IKAN
GABUS
Jantan dan betina ikan gabus bisa
dibedakan dengan mudah. Caranya
dengan melihat tanda-tanda pada
tubuh. Jantan ditandai dengan kepala
lonjong, warna tubuh lebih gelap, lubang
kelamin memerah dan apabila diurut
keluar cairan putih bening. Betina
ditandai dengan kepala membulat,
warna tubuh lebih terang, perut
membesar dan lembek, bila diurut keluar
telur. Induk jantan dan harus sudah
mencapai 1 kg.
PEMIJAHAN IKAN GABUS
Pemijahan dilakukan dalam bak beton
atau fibreglass. Caranya, siapkan
sebuah bak beton ukuran panjang 5 m,
lebar 3 m dan tinggi 1 m; keringkan
selama 3 – 4 hari; masukan air setinggi
50 cm dan biarkan mengalir selama
pemijahan; sebagai perangsang
pemijahan, masukan eceng gondok
hingga menutupi sebagian permukaan
bak; masukan masukan 30 ekor induk
betina; masukan pula 30 ekor induk
jantan; biarkan memijah; ambil telur
dengan sekupnet halus; telur siap untuk
ditetaskan.
Untuk mengetahui terjadinya pemijahan
dilakukan pengontrolan setiap hari. Telur
bersifat mengapung di permukaan air.
Satu ekor induk betina bisa
menghasilkan telur sebanyak 10.000 –
11.000 butir.
PENETASAN TELUR IKAN GABUS
Penetasan telur dilakukan di akuarium.
Caranya : siapkan sebuah akuarium
ukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm dan
tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi
air bersih setinggi 40 cm; pasang dua
buah titik aerasi dan hidupkan selama
penetasan; pasang pula pemanas air
hingga bersuhu 28 O C; masukan telur
dengan kepadatan 4 – 6 butir/cm2;
biarkan menetas. Telur akan menetas
dalam waktu 24 jam. Sampai dua hari,
larva tidak perlu diberi pakan, karena
masih menyimpan makanan cadangan.
PEMELIHARAAN LARVA IKAN GABUS
Pemeliharaan larva dilakukan setelah 2
hari menetas hingga berumur 15 hari,
dalam akuarium yang sama dengan
kepadatan 5 ekor/liter. Kelebihan larva
bisa dipelihara dalam akuarium lain.
Pada umur 2 hari, larva diberi pakan
berupa naupli artemia dengan frekwensi
3 kali sehari. Dari umur 5 hari, larva
diberi pakan tambahan berupa daphnia 3
kali sehari, secukupnya. Untuk menjaga
kualitas air, dilakukan penyiponan,
dengan membuang kotoran dan sisa
pakan dan mengganti dengan air baru
sebanyak 50 persen. Penyiponan
dilakukan 3 hari sekali, tergantung
kualitas air.
PENDEDERAN IKAN GABUS
Pendederan I ikan gabus dilakukan di
kolam tanah. Caranya : siapkan kolam
ukuran 200 m2; keringkan selama 4 – 5
hari; perbaiki seluruh bagiannya;
buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan
tinggi 10 cm; ratakan tanah dasarnya;
tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam
atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan
rendam selama 5 hari (air tidak
dialirkan); tebar 4.000 ekor larva pada
pagi hari; setelah 2 hari, beri 1 – 2 kg
tepung pelet atau pelet yang telah
direndam setiap hari; panen benih
dilakukan setelah berumur 3 minggu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun