TRIDINEWS. Banyak sekali dipasaran beredar alat penghemat listrik dengan haga yang relatif murah. Tetapi benarkah alat itu bekerja sesuai dengan apa yang dijanjikan yaitu bisa menghemat listrik yang ujung-ujungnya mengurangi tagihan? Setelah dibongkar, ternyata alat “penghemat daya” tersebut hanya berisi kapasitor saja. Artinya dia bekerja layaknya kapasitor bank. Kita ulas secara teknis apa yang dilakukan alat penghemat listrik/kapasitor bank. Mari kita pelajari kembali teori segitiga daya, ada VA dan Var serta Watt. Daya semu yang mempunyai satuan VA itu tidak dapat dihilangkan. Daya aktif juga besarnya sesuai dengan kebutuhan beban, dan tidak bisa dikurangi. Dalam segitiga daya ada sudut antara VA dan Watt yang sering disebut power factor. Kalau pada beban banyak digunakan beban inductive maka akan timbul daya Reactive dengan vector keatas. Begitu pula sebaliknya bila beban yang digunakan adalah beban capastif maka akan menimbulkan daya reactive dengan vector kearah bawah. Semakin besar nilai daya reactive maka akan semakin besar pula daya semu(VA) yang harus disupply untuk daya aktiff (watt) yang sama. Nah apabila beban bersifat resistif maka tidak akan muncul daya reactive, sehingga VA=Watt.
Dengan menambahkan capasitor sebagai beban maka akan timbul daya reactive ke arah bawah. Apabila beban awal bersifat inductive (arah atas) maka beban reactive yang ditimbulkan kapasitor akan mengurangi daya reactive dari beban inductive, sehingga akan mendekati watt atau setara dengan beban resistive. Namun apabila beban awal sudah bersifat capasitive maka justru daya reactive akan semakin bertambah (kearah bawah) sehingga VA akan jauh lebih banyaak untuk Watt yang sama. Jadi alat ini bukan untuk menghemat tagihan listrik, tapi untuk memaksimalkan daya listrik yg sudah kita beli. Bahkan, pemasangan kapasitor yang tidak terkontrol sesuai beban dapat menyebabkan beban kapasitif. Beban kapasitif ini menyebabkan kenaikkan tegangan yg berlebih sehingga bisa saja peralatan elektronik rusak dan ada peristiwa yg lebih ektrim yakni terjadi kebakaran karena seolah-olah terjadi “hubung singkat” atau“kosleting” karena terjadi resonansi akibat pemasangan kapasitor yg tidak sesuai dengan beban atau tak terkontrol. Jadi benarkah alat penghemat listrik itu? Semoga tulisan ini dapat memberikan pemahaman tentang apa yang sebenarnya terjadi di tengah masyarakat kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H