Mohon tunggu...
Trideyna Paputungan
Trideyna Paputungan Mohon Tunggu... Penulis - Calon menteri

Penikmat kopi pinggiran

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sarjana Bukan Penjamin Atittude Baik Seseorang

1 Oktober 2023   10:35 Diperbarui: 1 Oktober 2023   11:31 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan merupakan awal pembentukan karakteristik serta moral pada seseorang, pembekalan utama untuk kehidupan dimasa yang akan datang serta aspek yang menentukan cara berfikir dan bertindak dalam bermasyarakat. Pendidikan bukan merupakan ajang yang diperlombakan dan hanya bisa diikuti oleh satu orang pendaftar melainkan kewajiban yang ditetapkan pemerintah untuk semua orang agar mendapatkan pendidikan yang semestinya baik dalam lingkup ajaran tenaga pendidik(Guru) ataupun dosen.

Pemerintah memvasilitasi pendidikan sendiri dengan membangun serta memberikan beasiswa terhadap Sekolah Dasar(SD), Sekolah Menengah Pertama(SMP), Sekolah Menengah Atas(SMA) serta perguruan Tinggi disetiap daerah yang ada diindonesia baik Negeri maupun Swasta. Beasiswa itupun, berupa anak asuh untuk sekolah dasar sampai sekolah menengah atas, dan beasiswa KIP kuliah untuk perguruan tinggi adapun beasiswa swasta lainnya berasal dari BI(bank indonesia) yang dicairkan setiap satu semester atau 6bulan untuk perguruan tinggi, dengan tujuan membantu meringankan biaya pendidikan.

Pendidikan sendiri adalah investasi jangka panjang untuk anak yang berhak lahir dari orangtua terdidik, Pendidikan dapat mengubah pola pikir seseorang. Tapi cukupkah pendidikan sebagai pokok utama seseorang dalam beratittude? Jawabanya tidak. Seorang dengan pendidikan tinggi seringkali merasa lebih unggul dibandingkan dengan seseorang lulusan SMA. Hal tersebut membuat orang dengan gelar sarjana sering merasa lebih tinggi hati, yang membuat orang tersebut kadangkali semena-mena terhadap orang lain. Gelar yang didapat cukup membuatnya merasa lebih tinggi bahkan mengunggulkan dirinya sendiri.


Tapi apakah gelar sarjana saja, mampu membuat perspektiv masyarakat menjadi baik? Jawabannya tidak. Pendidikan bukan tunjangan masyarakat menilai baik diri kita, masyarakat menilai bukan seberapa tingginya atau seberapa banyaknya gelar yang kita peroleh tetapi, bagaimana cara kita bermasyarakat, cara mempergauli manusia yang lain. Selain dari itu tidak semua good manners didapat dari pendidikan. Good manners didapat dari banyaknya pengalaman yang diperoleh.


RM(21thn), "yah kalo kuliah cuman ngejar gelar, sarjana didapat attitude tidak" ujarnya. Seorang aktivis, mahasiswa IKTGM kotamobagu.

DJ(36thn),"tergantung juga biarpun sarjana tapi membuat kesan buruk dalam pandangan kami yah sama halnya. Lebih baik tidak sarjana saja toh tidak mencontohkan anak yang terdidik" pemerintah daerah kota kotamobagu

Bukti bahwa sarjana bukan faktor utama jaminan masyarakat memandang kita dengan baik. Juga bukti bahwa masyarakat lebih memandang orang dengan attitude baik dibandingkan dengan orang yang bergelar tetapi tidak mempunyai contoh dan perilaku yang baik. Selain itu attitude dan aducation adalah dua hal yang berbeda.

DC(20thn), mengaku perempuan selingkuhan yang hamil dengan suaminya begitu bangga memamerkan perselingkuhan dimedia sosial tanpa mempunyai rasa malu, perempuan selingkuhan BM(22thn) dengan bangganya mengatakan dimedia sosial(Instagram) kepada DC, ia lebih unggul dalam hal dikasur. Hal ini membuat DC, merasa iba akibat perbuatan keji BM dan suaminya ini, buah bibir masyarakat perempuan selingkuhan yang hamil dengan suami orang akan tetap melekat pada ingatan masyarakat. sekaligus malu dengan perilaku tak senonoh yang dengan bangganya dipamerkan dimedia sosial. Lantas hal tersebut juga membuat DC, menilai BM, sarjana yang tidak mempunyai terapan sikap, nilai, perilaku serta atittude yang baik. " Saya malu sekali sebagai perempuan, bisanya dia berbangga diri dihamili suami orang sepertinya dia tidak malu dengan gelar yang diperoleh sungguh sangat tidak mencontohkan perempuan terdidik, semoga saja saya yang masih duduk dibangku perkuliahan ini akan terus menjaga marwah saya sebagai perempuan yang baik ketika lulus nanti" lanjutnya.

Perilaku seperti inilah yang menjadi tolak ukur hingga penilaian yang penting dalam pandangan masyarakat. Tutur kata, sikap, perilaku, sopan dan santun terhadap orang. Maka dari itu pentingnya menanamkan adab terlebih dahulu dibandingkan ilmu, orang beradab sudah pasti berilmu orang berilmu belum tentu beradab.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun