Mohon tunggu...
Trideyna Paputungan
Trideyna Paputungan Mohon Tunggu... Penulis - Calon menteri

Penikmat kopi pinggiran

Selanjutnya

Tutup

Financial

Sakit Hati Mendorong Perempuan Mandiri dalam Finansial

30 September 2023   09:26 Diperbarui: 30 September 2023   09:32 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Perempuan yang sudah menikah sering dikait-kaitkan dengan tujuan penghasilan suami, tapi apakah benar hanya untuk perempuan? Ataukah justru untuk kebutuhan pokok bersama? Sebagian besar perempuan yang tidak mempunyai penghasilan akan bergantung hidup sepenuhnya dengan pendapatan suami, maka sering dijadikan suami sebagai tolak ukur serta penyebab direndahkannya seorang perempuan.  Berbanding terbalik  dengan perempuan  mandiri yang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dengan penghasilan sendiri, tidak heran banyak perempuan yang lebih memilih mengutamakan karier daripada rumah tangga. Jika dilihat dari sisi sesama perempuan hal ini justru menguntungkan perempuan sekaligus menyamaratakan seorang laki-laki dan perempuan dalam kematangan finansial.

Perceraian adalah hal utama yang membuat perempuan sakit hati, terlebih lagi terjadi karena adanya tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), atau ketidaksetiaan pasangan (perselingkuhan), kedua hal tersebut membuat perempuan condong memilih untuk tidak memafkan. Sedangkan Masalah besar lainnya seperti, ekonomi dan perbedaan visi misi rumah tangga. seorang perempuan yang mempunyai anak tetap akan memilih bertahan bukan untuk dirinya sendiri tapi untuk anaknya. Hal ini mempengaruhi kesehatan mental pada perempuan, kerugian umur pada produktifitas dan masih banyak lagi

Perempuan yang masih hidup dalam stigma kepercayaan masyarakat (sumur, dapur, kasur) akan sulit bangkit karena takut dianggap melawan perintah suami, berbanding dengan perempuan korban kegagalan rumah tangga, mereka akan memilih bangkit memberikan kesempatan untuk diri sendiri lebih leluasa, maju, mandiri serta matang secara finansial.


TJ(37thn) "anak saya yang ketiga, sekarang menduduki kelas 2 SMA, saya ingin setelah lulus ia harus segera menikah, agar ada yang menanggung kehidupannya"  berbanding dengan seorang aktivis, Mahasisiwa IAIN Manado SN(22) "kemandirian adalah bentuk merdeka dari seorang perempuan" ujarnya

Kejadian serupa dialami oleh

 NB(20thn)"suami saya, begitu pelit pengeluaran harus dirinci semua dan dijelaskan satu persatu kepadanya harus menunjukan semua struk belanjaan. saya sakit hati ketika ditanya kok banyak sekali, dibuat apa uang-uang itu, saya capek bekerja kamu seenaknya dengan uang saya. Saya akan mencari pekerjaan agar tak selalu sakit hati dengan mulutnya". Ujarnya


Tuturan suami seperti inilah yang membuat perempuan sakit hati dan mendorong untuk harus mandiri.
Perempuan harus mampu mandiri dan merubah stigma (sumur, dapur, kasur).

Ketidakberdayaan perempuan ketika menjadi isteri tanpa kemandirian finansial akan membuat laki-laki berkuasa menindas yang tanpa diketahui semua tutur yang dikeluarkan justru membatin untuk perempuan. Hal seperti ini yang banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, berlindung dengan tutur "saya kepala keluarga saya yang harus didengar" penuturan seperti ini yang sering kali disalah artikan oleh sebagian perempuan.

 Memang benar rumah tangga harus dipimpin oleh seorang laki-laki tapi dengan cara yang bagaimana? Pantaskah seorang kepala keluarga memperhitungkan uang yang ia berikan kepada isterinya? Lantas bagaimana dengan perempuan korban kekerasan mental ini? Perempuan identik dengan sifatnya yang lemah lembut serta berhati kecil. Lantas apakah masyarakat akan terus bertahan dengan stigma sumur dapur kasur tersebut, tanpa melihat penindasan kepada perempuan yang terjadi secara tidak langsung?

Dalam islam sendiri perempuan memiliki kedudukan tinggi, mahluk yang dimuliakan oleh Tuhan dengan segala kelebihannya. Antara pria dan wanita islam tidak mengenal diskriminasi perbedaan ada pada tugas dan fungsinya masing-masing

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun