SEJARAH LOKAL: MENGENAL LEBIH DALAM TENTANG MAKAM AGUNG MBAH BERGAS DI DESA LUMBANG SARI
Jika berbicara tentang sejarah lokal,tentu pasti akan terpikirkan sebuah sejarah di daerah tertentu ataupun sejarah dalam negeri.Tidak seperti sejarah nasional seperti kerajaan Hindu-Budha,kerajaan Islam maupun masa kolonial Belanda yang sudah terkenal di kalangan masyarakat umum,sejarah lokal sendiri sejatinya kurang terkenal dan lebih membahas di suatu wilayah yang ruang lingkupnya kecil,contohnya saja Desa.
Nahh pada kesempatan kali ini,saya akan menyajikan kajian tentang sejarah lokal berupa peninggalan bersejarah tahun 1991 yakni sebuah makam Agung Mbah Bergas di desa Lumbang Sari,Kecamatan Bululawang,Kabupaten Malang.Untuk lebih selengkapnya sebagai berikut:
Makam Agung yang dibangun untuk menghormati Mbah Bergas.Makam agung sendiri berbeda dengan makam-makam biasa.Makam Agung memiliki sebuah punden yang berguna untuk membedakan makam ini dengan makam yang lain.Untuk makam Agung Mbah Bergas sendiri memiliki ukuran yang cukup besar dan punden-nya sendiri memiliki gaya Arsitektur Islam.
Mbah Bergas sendiri merupakan tokoh penyebar agama Islam di Daerah Bululawang.Masyarakat setempat menyebut Mbah Bergas sebagai Sunan atau Wali.”Mbah Bergas itu ya Wali,bisa sebagai disebut Sunan bisa disebut Wali”.Ujar Pak Supeno sebagai juru kunci Makam Mbah Bergas.
Makam ini dibangun pada tahun 1991.Makan Agung ini dibangun dengan tenaga masyarakat sekitar (Swadaya) tujuannya untuk membalas budi dan menghormati jasa Mbah Bergas yang sudah menyebarkan Agama Islam di daerah Bululawang,khususnya di Desa Lumbang Sari.
Hal menarik lain dari makam agung Mbah Bergas ini adalah rumah dari pak Supeno sendiri yang merupakan juru kunci makam.Rumah pak Supeno yang berada didepan makam memiliki gaya Arsitektur Barat.Alasan pak Supeno membangun rumah bergaya Arsitektur Barat sendiri karena beliau suka dengan arsitektur clasik.Menariknya,rumah tersebut berada di depan makam agung yang memiliki gaya Arsitektur Islam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H