Manjadda Wajada! Barang siapa bersungguh-sungguh, pasti akan disungguhkan oleh Allah SWT. Artinya jika ada seseorang melakukan sesuatu dengan kesungguhan hati dan mengharap ridho Allah, yang di atas insya Allah akan kabulkan.
Dengan adanya keyakinan yang tertanam dalam hati ini, bahwa Allah bersama kita, apapun yang kita harapkan insya Allah terkabul. Amin.
Tentu saja, hari-hari kita harus selalu diisi dengan ikhtiar dan doa. Sebab ikhtiar tanpa doa, atau sebaliknya doa tanpa ikhtiar akan sia-sia belaka. Keduanya harus ada dan selalu melengkapi. Jika ikhtiar dan doa telah kita jalani, selanjutnya adalah tawakal.
Kesabaran adalah kunci utamanya.
Manfaatkan Hari-hari
Setiap detik yang Allah karuniakan memiliki keutamaan yang harus kita manfaatkan sebaik-baiknya. Di antara waktu tersebut, dengan kunci kesabaran itulah mari kita manfaatkan hari-hari kita dengan sesuatu yang bermanfaat.
Ada satu hal yang menggelitik pikiran, mengapa setiap tahun yang kita lewati tidak membawa signifikan bagi diri? Ada tidaknya seperti sama saja. Boleh jadi, salah satu penyebabnya adalah "kita tidak memiliki perencanaan yang jelas dan terukur."
Apa yang ingin saya dapatkan dari tahun ini? Bagaimana cara mencapainya?
Dan program-program apa saja yang harus saya kerjakan? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini jarang kita ajukanakibatnya semua berjalan seperti biasanya; bagai air mengalir seperti bulan lalu ataupun tahun-tahun lalu lainnya; datang dan pergi silih berganti.
Jadi kesuksesan atau kegagalan kita dalam mengisi hari demi hari, bulan demi bulan sangat dipengaruhi oleh faktor perencanaan. Semakin bagus perencanaan yang kita buat, Insya Allah semakin besar pula peluang kita untuk sukses.
Yang Harus Diperhatikan dalam Perencanaan
Sebelum membuat perencanaan, ada enam hal yang harus kita perhatikan, yaitu:
1.Tekad yang kuat
Tekad sama artinya dengan motivasi yang kuat. Tanpa adanya kekuatan tekad, kita tidak akan pernah sukses dalam beramal. Tahun/bulan/hari ini tidak akan pernah menjadi tahun/bulan/hari prestasi, seandainya kita tidak bertekad untuk mengisinya dengan amal terbaik.
2.Memiliki Target yang jelas
Target adalh tujuan, cita-cita atau segala sesuatu yang ingin kita capai. Tanpa adanya target yang jelas kita tidak akan fokus melangkah. Semakin tidak jelas target dan waktu pencapaiannya maka peluang gagalnya rencana semakin besar.
Ada empat prioritas mana yang harus didahulukan dan mana pula yang bisa ditunda. Dr. Yusuf Al-Qardhawi dalam fikih Prioritas, mengungkpakan urutan terpenting diantara yang penting:
a.Sangat penting dan sangat mendesak dikerjakan pada urutan pertama
b.Tidak penting dan sangat mendesak dikerjakan pada urutan kedua
c.Sangat penting dan tidak mendesak dikerjakan pada urutan ketiga
d.Tidak penting dan tidak mendesak dikerjakan pada urutan keempat
3.Buat rencana cadangan
Kita pun harus selalu siap dengan segala kemungkinan yang tertunda. Kita merencanakan, tapi Allah yang menentukan.
4.Rencana atau program harus realistis, terukur dan adil
Hindari membuat rencana yang terlalu tinggi, tidak realistis dan terlalu sulit dicapai.
5.Disiplin dalam rencana
Sehebat apapun rencana, tidak akan berarti sama sekali jika kita tidak disilin melaksanakannnya. Maka jangan tergiur oleh kegiatan, kesenangan spontan, apa saja yang akan menjauhkan kita dari rencana ynag telah kita susun.
Lawan dan kalahkan kemalasan. Tidak ada amal terlaksana bila kita malas. Malas adalah kendaraan setan. Malas tidak akan mandatangkan apapun, selain kerugian dan kesengsaraan.
6.Sempurnakan setiap kali beramal
Penyempurnaan adalah tahap akhir yang menentukan berkualitas tidak amal yang kita lakukan. Kita akan mendapatkan yang terbaik jika kita melakukannya yang terbaik pula.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H