Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gembira Natal Gembira Orang Sederhana

24 Desember 2011   04:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:49 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gembira Natal Gembira Orang Sederhana

Sudah menjadi adat kebiasaan kelahiran seseorang ke dalam dunia maya
Biasanya disambut suka cita meskipun dalam sejumlah kasus luar biasa
Ada juga kelahiran yang disambut dengan kekhawatiran bahkan duka cita.
Tetapi yang terakhir ini sangat sedikit sehingga boleh kalau diabaikan saja.
Kelahiran salah seorang nabi besar utusan surga yang turun ke dunia guna
Menunaikan tugas besar dan mulia dari BapaNya, menyelamatkan manusia,
Juga disambut dengan suka cita oleh bunda dan bapaNya yang sederhana.
Putra yang dinanti-nanti akhirnya natal juga meskipun hanya di kandang nista
Satu babak usai dalam bahagia karena persalinan ternyata lancar-lancar saja.
Perintah yang disampaikan oleh si malaikat surga telah ditunaikan paripurna,
Mengandung dan melahirkan Putra Surga agar titah dan sabda dari sang Bapa
Dapat dijalankan dengan sempurna dalam dunia sesuai dengan kehendakNya.

Berikutnya tentu saja masih ada tugas mulia membesarkan ini Putra Surga.
Tugas inipun dijalankan dengan paripurna meskipun tetap saja nuansanya
Adalah kesederhanaan orang desa, kesederhanaan yang nantinya dibawa
Sang nabi dalam semua tindakan, keteladanan, pengajaran dan sabdaNya.
Tak satu pun dari perintah-perintah dan ajaranNya yang tak siratkan nuansa
Sederhana ... dan sederhana ... dan sederhana ... pendek kata semuanya
Sederhana meskipun tegasnya tak terkira-kira, hitam dan putih ajaranNya,
Tak ada yang abu-abu, semuanya tegas, jelas, bernas, dan berkelas dunia.
Sebagai contohnya simak ketika putra keluarga sederhana utusan surga
Mengajarkan agar kalau ya katakan ya kalau tidak katakan tidak karena
Jika tidak begini maka pastilah itu datang dari si jahat, datang dari dosa.
Tidak abu-abu, tidak ada peluang dusta diantaranya, hanya hitam putih saja,
Dan inilah dasar dan landasan bagi kejujuran dalam bersikap dan berkata.
Orang tidak bisa mengaku beriman jika berdusta menjadi gaya hidupnya
Seperti yang ditunjukkan oleh banyak orang berpengaruh di tanah kita.
Jangankan yang masih remang-remang, yang terang benderang saja
Eh ... masih bisa-bisanya meluncur ke luar dibalut bohong dan dusta.
Orang sederhana pasti tak suka berbohong dan tak mungkin berdusta.
Mengapa? Jawabnya sederhana, untuk apa berdusta bagi yang sederhana,
Bagi mereka semuanya terbuka bak hamparan langir biru penuh cahaya
Bahkan jika seandainya ada mega, meganya juga putih tipis berarak ria
Menarikan tarian, entah tango entah samba, pokoknya indah tapi sederhana.
Maka dari itu senyampang hari bahagia kembali diperingati oleh dunia,
Untuk mereka yang merasa sulit untuk tak berdusta, anjurannya satu saja,
Cobalah hidup dan bersikap sederhana, jika ini bisa maka pastilah juga
Untuk tidak berdusta menjadi hal mudah karena sikap itu wajar adanya.
Gembira natal adalah gembira orang-orang sederhana yang senantiasa
Secara alami melaksanakan perintah dan titah sang nabi utusan surga.
Tak berdusta adalah hal yang mudah-mudah saja bagi orang sederhana,
Tetapi mungkin menjadi sulit tak terkira-kira bagi mereka yang kaya raya
Dan berkuasa, karena dua posisi ini pastilah bukan posisi yang sederhana.
Sederhana itu cinta, cinta itu polos tanpa dusta, dan tanpa dusta maknanya
Ya hidup sederhana; karena dalam sederhana tidak pernah ada itu dusta.
Redup senja redup dunia, hidup sederhana hidup bahagia, dan tanpa dusta!

Dr. Tri Budhi Sastrio – tribudhis@yahoo.com – HP. 087853451949

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun