Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Politik

Cerdas dan Visioner

12 Januari 2012   23:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:57 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Era ICE Bukankah Segera Berakhir?

Pernah membaca sebuah puisi karya Emily Dickinson yang didedikasikan pada
Sebuah hasil karya manusia yang pada masanya dianggap sangat luar biasa?
Stanza terakhir puisi ini dengan indahnya deskripsikan dia ’dan meringkik laksana
Anak Guntur, kemudian, tepat waktu seperti bintang, dia berhenti – penuh kuasa
Dan tidak bergerak - di depan pintu kandangnya sendiri’, begitulah si dia perkasa
Digambarkan oleh si penyair wanita luar biasa di jaman yang juga amat luar biasa
Karena tidak hanya wajah industri dunia yang diubah tapi juga peradaban manusia,
Pengaruhnya juga berlangsung lama meskipun untuk ukuran alam semesta raya
Sebenarnya singkat saja dan kemudian digantikan oleh penyempurnaan itu karya
Oleh karya lain yang dikenal sebagai internal combustion engine guna namanya.
Berakhir sudah era mesin uap yang pernah merevolusi jagad peradaban manusia
Berganti dengan mesin yang kekuatan dan tenaganya luar biasa karena semua
Pembakaran yang menghasilkan tenaga luar biasa dilakukan di dalam dirinya.
Hanya sayangnya, walau tenaga luar biasa dan kepraktisannya tak ada duanya,
Tetap ada batasan yang tak mungkin diatasi, yang dibakar tak selamanya ada.

Sekarang memang belum sampai ke batas puncaknya tetapi tanda-tandanya
Semakin jelas terlihat nyata, bukan saja karena harganya semakin mahal saja
Jumlahnya juga jelas semakin hari semakin mengkhawatirkan, walau kata langka
Mungkin masih lama akrab dengan manusia tetapi akal sehat nyaring berkata,
Itu bahan yang dapat dibakar pasti akan habis dan ketika masa serta era itu tiba,
Bukankah semua akan celaka jika tidak sejak sekarang disiapkan alternatifnya?
Jika ini fakta memang niscaya lalu mengapa anak-anak bangsa masih sibuk saja
Dengan ICE yang pasti dan tampaknya juga akan segera habis masa berlakunya?
Mengapa fokus perhatian otak-otak muda tidak diarahkan nun jauh ke angkasa
Tempat tersedianya energi yang tak habis-habisnya dalam senyum sang surya
Yang tak hentinya pancarkan penopang kehidupan manusia hanya sayangnya
Diabaikan otak-otak cemerlang anak muda karena mau gampang dan enaknya.
Daripada pikirkan inovasi pemanfaatan energi terbarukan yang tak ada habisnya,
Bukankah lebih gampang merakit yang sudah ada, apalagi kegemparan beritanya
Segera merebak ke mana-mana seperti sebuah prestasi luar biasa bagi manusia?
Duh, anak muda harapan bangsa yang potensi dan kecerdasannya dipuja-puja,
Ayo jangan terjebak pada jalan pintas nan pendek dan hanya berujung bencana,
Buka mata hati dan kecerdasan kalian karena masa depan bangsa dan dunia
Berada di sana, di dalam kepala kalian anak muda, ayo pacu bersama-sama
Gairah inovasi anak muda bagaimana manfaatkan senyum sang batara surya
Guna menggerakkan begitu banyak peralatan penopang kehidupan manusia.
Jika yang tua-tua bisanya hanya mengarahkan kalian pada prestasi biasa-biasa,
Contohnya merakit buah karya yang sudah ada, itupun segera habis masanya,
Jangan dengarkan mereka; jika kalian dinina-bobokan dengan pujian hura-hura,
Segeralah sadar dan marilah berpikir ke depan sana, ke masa kalian semua
Akan melanglang buana, dan jangan biarkan masalah energi yang sebenarnya
Melimpah ruah dari angkasa luar sana dibiarkan terbuang percuma sementara
Sengketa dan pertikaian terus dipelihara karena manusia terus nekad saja
Menggunakan bahan bakar yang jelas-jelas akan segera habis tak bersisa.
Ayo anak muda, jadilah pelopor pembaharuan peradaban manusia semesta
Manfaatkan itu tenaga surya dan bukannya bersikeras bakar minyak bumi saja.

Dr. Tri Budhi Sastrio – tribudhis@yahoo.com - 087853451949

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun