Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Essi Nomor 228 - Shang Ling di Wenling 'A Road Warrior'

14 Januari 2025   13:41 Diperbarui: 14 Januari 2025   13:41 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.businessinsider.com/chinese-house-in-the-middle-of-the-road-2012-11?r=US&IR=T

Essi 228 -- Zhang Ling di Wenling A Road Warrior?
Tri Budhi Sastrio

Manusia dikenal sebagai mahluk yang dapat
          melakukan apa saja,
Walau pada saat yang sama harus diakui bisa
          juga kebalikannya.
Yang dibayangkan sangat mudah eh ... malah
          jadi sulit tak terkira.
Kadang yang sangat sulit malah dilakukan amat
          sangat mudahnya.
Ini mahluk yang ketergantungan dan
          keterbatasannya luar biasa,
Tapi pada saat yang sama imajinasi serta bakat
          kemampuannya
Dapat lampaui apa saja, bahkan semesta tak
          bisa mengurungnya.
Lihatlah contoh yang dilakukan oleh Zhang Ling
          di Wenling, Cina.
Keteguhan harinya benar-benar tak
          terbayangkan dan luar biasa,
Apalagi semua dilakukan di Cina yang masih
          komunis ideologinya.
Di negeri yang berideologi komunis, sejauh
          sejarah mencatatnya,
Belum pernah ada yang namanya negara kalah
melawan warganya.
Yang banyak menjadi berita pada media jelas
          adalah kebalikannya.
Kepentingan negara di atas segala-galanya
          sedangkan para warga
Harus siap mengalah kapan saja ... manakala
          kepentingan negara
Menghendakinya, warga menjadi nomer dua,
          bukan prioritas utama.
Karenanya menjadi amat sangat luar biasa kala
          seorang warga Cina
Dengan gagah berani menolak serta menantang
          keputusan negara.

Di Indonesia kejadian seperti ini amatlah lumrah
          dan sangatlah biasa.
Warga atau sekelompok warga berdiri tegak dan
          menantang negara.
         
Persoalan tanah seringkali menjadi pemicu
          utama perlawanan warga.
Jika satu institusi entah atas nama sendiri entah
          atas nama penguasa
Berani-berani menggusur satu area tempat
          warga sudah lama di sana,
Maka perlawanan keras dan sengit, jelas akan
          terlihat di mana-mana.
Bahkan ketika otoritas penguasa menggunakan
          aparatur bersenjata,
Warga tak pernah gentar menghadapinya nyawa
siap jadi taruhannya.
Lahan jelas segala-galanya bagi mereka, tanpa
          lahan bagaimana bisa
Menghidupi keluarga, membina masa depan
          sejahtera, hidup bahagia
Seperti yang dijanjikan oleh para pendiri negara
          dalam konstitusinya?
Lahan serta rumah, apa pun statusnya, pantas
          dibela taruhan nyawa.
Karena ini masa depan, karena ini menyangkut
          mati hidup keluarga.
Jadi jika ada rumah atau bangunan kokoh berdiri
          di tengah marga,
Ini benar-benar hal yang biasa karena warga
          pertahankan miliknya,
Sementara negara berkeras membangun sarana
          tepat melewatinya.
Manakala kesepakatan ganti untung gagat
          mencapai titik temunya,
Maka begitulah jadinya, jalan mulus dan lebar
          sudah hampir purna,
Tapi di satu titik di tengah jalan berdiri kokoh
          bangunan milik warga.
Memang kondisi ini menjengkelkan bagi para
          pengguna jalan raya,
Eh, enak-enak melaju kencang di jalan raya
          mulus, berhenti jadinya
Karena jalan macet menyempit ... ada rumah di
          tengah jalan raya.
Jelas akan banyak yang menggerutu tetapi apa
          yang hendak dikata,
Inilah arti dan makna hak seorang warga yang
          dilindungi uu negara.
Tapi ini semua terjadi di negeri demokrasi yang
          dasarnya pancasila,
Hak asasi manusia dijunjung tinggi, walau
          kadang itu cuma katanya,
Jadi negara memang tidak bisa semena-mena
          menggusur warganya.
Lalu bagaimana jika hal yang sama terjadi di
          Cina yang ideologinya
Sampai sekarang tampaknya tidak juga berubah
komunis namanya?
Yah ... pastilah hebat luar biasa. karena
          nyatanya ada warga biasa
Dengan gagah berani menantang negara walau
          jelas dah tujuannya.

Silahkan bayangkan kejadian dengan memulai
          dari gambar utama.
Sebuah bangunan -- modern ya - bergaya
          apartemen berlantai lima,
Ada banyak penghuni ada banyak keluarga
          tinggal menetap di sana,
Dua deret di antaranya, mulai dari lantai eka
          sampai ke lantai lima,
Tampak dikuasai oleh satu keluarga, tentu
          banyak juga kerabatnya.
Kehidupan tenang, damai serta semua penghuni
          terus asyik bekerja
Sampai pada suatu ketika negara memutuskan
          membangun sarana,
Jalan raya namanya, empat jalur besar
          lebarnya, dan ... lintasannya?
Tepat menerjang apartemen berlantai lima yang
          semula tenang saja.
Walau komunis ideologinya tapi amat liberal
          dalam gerak langkahnya,
Buktinya investor masuk berlomba-lomba dan
          lapangan kerja terbuka,
Hampir semua tenaga kerja bisa diserap industri
          negara atau swasta,
Pemerintah Cina tampaknya sangat menghargai
          hak milik warganya,
Ini terbukti dilakukannya negosiasi untuk
          membebaskan lahan warga.
Jual beli terjadi, dan proyek jalan dapat
          dilaksanakan dengan segera.
Semua warga rela menjual serta menerima ganti
          untung dari negara.
Mereka sudah pindah ... mungkin ke apartemen
          yang lebih istimewa,
Kecuali Zhang Lin yang bersikeras negara amat
          rendah tawarannya.
Titik temu tak tercapai, proyek jalan terus
          berjalan nyaris sempurna,
Kecuali ... tepat pada dua deret bangunan
          apartemen berlantai lima,
Dicat kuning lembut dengan garis pintu jendela
          diwarna coklat muda,
Sementara tirai hijau muda di balik jendela,
          seakan pantulkan nada,
Kami tidak akan pindah merelakan ini bangunan
          menjadi jalan raya
Selama negara tak mau membayar kami dengan
          harga sepantasnya.
Dan akhirnya jadilah semuanya, dua deret
          apartemen berlantai lima
Tegak menantang persis di tengah jalan raya
          lebar, empat jalurnya.
Ini terjadi di Cina yang sampai sekarang masih
          komunis ideologinya.

Konon jalan memang belum dibuka dan ketika
          Zhang Lin itu ditanya,
Lho jika nanti sudah dibuka bagaimana, kan
          tidak nyaman rasanya,
Punya rumah tepat persis di tengah jalan raya,
          dengan ringan ini pria
Yang usianya tak lagi muda dan lewat paro baya
          menjawab gembira,
Saya tidak pindah karena negara belum
          tawarkan kompensasi dana
Yang patut, layak serta memadai, nanti jika jalan
          raya sudah dibuka
Akan jadikan lantai dasar sebagai restoran
          drive-through pertama
Yang ada di tengah jalan raya dan yakin inilah
          yang pertama di Cina.
Yang tak mau membeli ya lewat saja di depan
          belakang rumah saya
Yang mau membeli boleh masuk ke rumah
          lengkap dengan mobilnya.
Ha ... ha ... ha ... pria ini ada benarnya, semoga
          negara tak tergoda
Menggunakan otoritas dan kuasa membungkam
          pria setengah baya
Sehingga ada contoh bagi pemerintah Indonesia
          yang berpancasila
Hendaknya tidak menggunakan kekuatan
          negara untuk gusur warga.
Jika negara komunis terbukti bisa, lalu apa alasan negara pancasila
Tak bisa melakukan hal yang sama menghargai  hak-hak warganya?

Trafo di gardu ada fungsinya, atur distribusi
          listrik ke semua area.
Bravo Zhang Ling dari Cina, pria nyentrik berani
          dari negeri panda.

Essi 228 -- POZ23112012 -- 087853451949

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun