Essi 217 -- Tujuh Pelindung Suci
Tri Budhi Sastrio
Â
Minggu, 21 Oktober 2012, Tahta Suci
mendeklarasikan satu pernyataan berani,
Tujuh pelindung gereja telah diakui secara resmi
sebagai yang kudus dan suci,
Suara dan keteladanan mereka pastilah akan
bergema nyaring di seluruh bumi,
Tidak hanya untuk mereka yang mendambakan
harapan ketika tertimpa tragedi,
Tetapi untuk siapa saja yang tegar menatap
hidup dan dengan berani menjalani,
Betapa pun buruk kondisi, betapa pun redup
sinar mentari, martabat harga diri
Tetap terjaga apik abadi bersama dengan iman
keyakinan pada sang mahasuci.
Kabar gembira yang disampaikan sang nabi
mulia utusan surga ke seluruh bumi
Semoga pula makin lantang bergema lewat
keteladanan suci mereka-mereka ini
Karena memang tidak ada yang lebih tinggi dari
     menyeruaknya kesadaran hati
Ketika kegalauan dan kegelapan merundung tak
putus-putusnya hari demi hari.
Secercah cahaya jelas sekali hiburan penuh arti
bagi hati yang resah tanpa henti
Dan mereka yang kudus serta suci ini membawa
dian pelita bagi jiwa dan nurani.
Terang semakin berpendar jadi suar bagi siapa
saja yang tetap langkahkan kaki,
Tapaki jalan kehendak sang mahasuci, semoga
mereka taat sampai ke akhir nanti.
Fajar belum menyingsing, matahari entah di
mana, tetapi dia tidak bersembunyi,
Hanya belum tampakkan diri guna tunaikan
tugas nan suci hangati dan sinari bumi,
Tetapi kumandang lagu magi bagi Kateri
memenuhi langit Roma dan Tahta Suci.
Santa Kateri Tekakwitha, wanita kudus dan suci
pertama suku Mohawk, dia si Lili,
Bunga Lili kecil yang sejak usia dini telah
kenyang menderita karena ditinggal pergi,
Orang tua mati, raga rapuh karena epidemi,
mata juling dan jelas tidak indah lagi.
Dan penderitaan tidak henti sampai di sini,
sang paman memang tidak membenci,
Tetapi juga tidak mencintai dia sepenuh hati,
Lili kecil tumbuh layaknya seorang diri.
Puncak cobaan terjadi ketika si Lili berani
mengambil keputusan menjadi Nasrani.
Iman dan keyakinan ini terus menjadi batu
sandungan di tengah kaumnya sendiri,
Sebelum akhirnya harus rela korbankan diri
ketika tekanan semakin menjadi-jadi.
Si Lili kecil menjadi martir suci di tanah negeri
yang dikenal sebagai Kanada kini.
Karenanya kata Bapa Suci, jadi Katolik yang
Nasrani tidak lalu mempunyai arti
Tinggalkan budaya dan asal usul, tetap saja
Indian ... tetapi Indian yang Nasrani.
Ikuti teladan nabi mulia utusan surga dan tetap
jadi manusia biasa sebagai jati diri. Â
A Lily Among Thorns: the Mohawk Repatriation
of Takeri Tekakwitha buku abadi,
Dipersembahkan Darren Bonaparte, sebuah
pujian bagi bunga Lili di antara duri.
Pendar keteladanan cahaya bagi anak-anak
muda yang memancar penuh suka cita,
Dapat dilihat pada Marianne Cope Sang Bunda,
yang perannya bagi penderita lepra,
Mungkin tidak ada duanya di dunia ... kapan saja
mereka memerlukannya, dia ada,
Ada tidak hanya dalam kata-kata saja tetapi
benar-benar hadir dalam jiwa dan raga.
Pada itu masa entah mengapa pemerintah
memutuskan untuk membuang semuanya.
Para penderita lepra diangkut dan dibuang ke
Kalaupapa, semenanjung bak penjara.
Masuk bisa, ke luar melanggar aturan negara,
tetapi sang Bunda tanpa banyak tanya,
Memutuskan untuk masuk ke sana bersama
teman-temannya, mereka juga manusia,
Yang layak dan pantas memperoleh perhatian
dan cinta, lalu mengapa dinestapa?
Inilah contoh bagaimana seorang wanita muda
bercahaya mulia pada jamannya,
Dengan kasih dan cinta dia melangkah ke
tempat di mana hanya yang menderita
Yang ada, semangat dan cinta seperti yang
ditunjukkannya sekarang makin langka,
Dan semoga saja yang telah ditunjukkan sang
bunda menjadi sumber inspirasi dunia.
Sekarang Hawaii sebagai negara bagian sebuah
negara besar yang maju berkuasa,
Tentu saja telah berubah segala-galanya walau
yang menderita lepra eh, banyak juga.
Beberapa di antaranya hadir di Roma ikut
merayakan bunda pelindung suci mulia.
Selamat bergabung bunda, setelah Santo
Damien santo pertama di Hawai, Amerika.
Berikutnya seorang remaja, remaja belasan
tahun dan asalnya dari Philipina.
Dinobatkan sebagai salah satu orang kudus
termuda, karenanya tidak heran jadinya,
Manakala warga negara ini yang paling banyak
jumlahnya datang ikut merayakannya.
Pedro Calungsod, sang remaja Philipina, tewas
kena katana karena fitnah kata-kata
Yang dihembuskan orang yang tidak suka, air
suci yang dipakai membaptis mereka
Sengaja diberi racun dan karenanya jangan
heran jika banyak anak jadi korbannya.
Yang namanya fitnah memang kejam dan
dengan mudah menyebar ke mana-mana,
Padahal kebenarannya jelas tidak ada, untuk
apa membaptis kalau ada racunnya?
Singkat cerita, sang katekese muda harus
mengorbankan nyawa karena sikap setia
Menemani imam yang hendak memberkati dan
membaptis putra ketua suku di sana.
Tiga ratus empat puluh tahun kemudian,
tepatnya di hari Misi Sedunia, ini remaja
Akhirnya resmi dikukuhkan gereja sebagai orang
kudus kedua dari negara Philipina.
Selamat bergabung anak muda, Santo San
Lorenzo Luis pasti menyambut gembira.
Lahir di Barcelona, wafat di Madrid, dua nama
kota yang terkenal klub sepakbolanya,
Maria del Carmen atau juga Carmen Salles y
     Barangueras, seorang pejuang wanita
Yang tidak henti-hentinya berjuang agar pria dan
wanita setara, juga pendidikannya.
Walau wanita ini tidak menjadi martir dalam
artian sampai mengorbankan jiwanya,
Tetapi perjuangannya yang tidak kenal lelah
membela dan menemani kaum wanita,
Yang tidak hanya terlunta-lunta di lembah hitam
kelam tanpa harapan tanpa cahaya,
Juga tidak jarang benar-benar menjadi korban
siksaan fisik dan raga, sangatlah mulia.
Keputusannya untuk membatalkan perkawinan
karena merasa ada panggilan lainnya
Memang sempat mengejutkan tidak hanya
keluarga tapi juga para handai-taulannya.
Tetapi keputusan telah bulat, tekad telah
membaja, pengabdiannya bagi sesama
Yang ada di luar sana, bukan dalam lingkungan
nyaman dan mewahnya satu keluarga,
Dijalani dengan setia sampai akhirnya hayatnya,
dan gereja tidak punya pilihan lainnya
Kecuali menghormati dan menyetarakannya
dengan para santa yang sudah lama ada.
Anna Shaeffer, Jacques Berthieu, dan Giovanni
Battista Piamarta, kondisinya tak beda.
Setia, tak goyah iman dan pengabdiannya, terus
berkarya sampai akhir menutup mata.
Anna yang lahir dan wafat di Bavaria, datang
dari keluarga amat miskin dan sederhana.
Ketika remaja terpaksa bekerja sebagai
pembantu rumah tangga, cita-cita yang
Sederhana tidak pernah menjadi nyata, malah
sebuah bencana memaksanya menderita.
Kakinya terkena uap panas dari pipa dan tidak
tanggung-tanggung akibatnya, itu derita
Disandang sepanjang sisa hidupnya, tapi iman
seinci pun tidak bergeser karenanya.
Mengabdi pada sesama dilakukannya dari
tempat tidur karena dia sangatlah percaya
Bahwa tiga hal yang masih dapat dilakukannya,
merajut, menulis dan merasakan derita,
Adalah kunci guna berikan contoh dan teladan
bagaimana seseorang bisa ke surga.
Keyakinan dan harapan pada Santa Maria dan
Putranya selalu mekar berbunga-bunga
Setiap kali komuni suci diterima walau hanya
di tempat tidur saja, hatinya lega bahagia
Karena sakit terlupa, menulis pun jadi lancar
guna tuangkan gejolak hati dan jiwa.
Warisan tulisan tentang bagaimana derita harus
     diterima jadi inspirasi di mana-mana.
Jacques Berthieu, lain lagi ceritanya, karena
memang seorang misionaris sejati si dia.
Ditugaskan ke mana-mana, menderita di mana-
mana, tetapi ... selalu selamat sejahtera
Walau perang terus mengepungnya, namun ...
mungkin memang sudah jadi takdirnya,
Ketika perang usai dan pakta perdamaian
diteken, eh pemberontak Menalamba
Malah membunuhnya karena menolak diangkat
jadi pemimpin terhormat asal mau saja
Hentikan penyebaran agama yang dianggap
hanya menyesatkan saja, yah, nasibnya.
Sedangkan Giovanni Battista Piamarta, yang
seorang romo, sangat percaya pada doa.
Dia yang dari Italia diketahui pernah berkata
tanpa berdoa dua atau tiga jam seharinya,
Pastilah tidak mungkin dia mampu menunaikan
tugas sebarkan berita gembira ke dunia.
Doa segala-galanya, dan mungkin karena doa
juga, dia itu mendapat karunia istimewa.
Selamat datang wahai anda bertiga, bahagia
pasti akan memancar ke seluruh dunia.
Essi 217 -- POZ22102012 -- 087853451949
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI