Hosabi Kasidi 87 -- Tiga Status Istimewa
Oleh Tuhan semua orang dijadikan sahabat padahal sebelumnya hanyalah hamba. Apakah karena ini status hamba lalu sama sekali sirna. Ternyata tidak begitu, menurut Kasidi. Sahabat Tuhan ya tetapi hamba bagi Bapa ya tetap. Tidak ada yang berubah. Semua orang sahabat Tuhan begitu Sabda Tuhan tetapi tidak pernah diberi status sahabat Bapa. Yang ada adalah tetap hamba Bapa yang kemudian oleh Tuhan ditingkatkan menjadi anak Bapa.
Singkat kata, status adalah hamba, lalu naik menjadi sahabat dan akhirnya anak. Hamba Allah, Sahabat Tuhan, Anak Bapa, hanya saja hendaklah tetap tahu diri dan tidak lalu menari di atas kepala.
Untuk menjadi hamba yang baik, simak yang berikut ini.
'"Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan! Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum. Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya? Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."'
Bagaimana, tanya Kasidi setengah berseloroh, sudah paham kan bagaimana seharusnya seorang hamba bersikap? Kalau belum paham ya dibaca lagi. Seorang hamba itu harus siap melayani tuannya kapan saja dan jika tidak ada ucapan terima kasih kan memang sudah seharusnya begitu, kan memang sudah seharusnya seorang hamba melakukan tugas dan perkerjaannya tanpa ucapan terima kasih? Untungnya kata Kasidi status yang sudah istimewa ini, yaitu menjadi hamba Tuhan dan hamba Bapa, oleh Tuhan ini ditingkatkan levelnya dan sekarang menjadi sahabat. Ya benar menjadi sahabat Tuhan tetapi lalu tidak berarti status hamba lalu lenyap dan sirna karena menurut Kasidi memang telah menjadi sahabat Tuhan tetap tetap  saja hamba bagi Allah, hamba bagi Bapa. Simak yang berikut ini unutk menunjukkan bahwa benar telah menjadi sahabat.
'"Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."' Â
Jelas ya bahwa sekarang telah menjadi sahabat Tuhan tetapi jangan lupa, kata Kasidi mengingatkan, status hamba tetap dan tidak berubah, yaitu hamba Allah, hamba Bapa, sampai kemudian Tuhan menaikkan derajat dan tingkatan hamba ini menjadi 'anak', 'anak Bapa'.
'"Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."'
Tiga status Istimewa ini sah karena ditetapkan sendiri oleh Tuhan melalui SabdaNya. Ya hamba, ya sahabat, ya anak, hamba Allah, sahabat Tuhan, anak Bapa, setelah sebelumnya ada tiga status lainnya yang telah dianugerahkan pada semua orang yang percaya, pada semua orang yang total percaya kata Kasidi, yaitu imam, nabi dan raja. Dengan tiga status istimewa ini ditambah dengan tiga status yang tidak kalah istimewa yang lain, masihkah tidak mau bersyukur sepanjang waktu? Hehehe ... kata Kasidi terkekeh, hanya orang ngawur, sok tahu dan bodoh yang berani melakukan itu, yaitu berani untuk tidak bersyukur untuk status istimewa yang telah diterima. (sda/tbs-01072024-hvk87-087853451949)