Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hosabi Kasidi 86 - Sesat itu Gawat

30 Juni 2024   14:13 Diperbarui: 30 Juni 2024   14:28 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hosabi Kasidi 86 -- Sesat itu Gawat

Tiga penulis berbeda membuat catatan yang hampir sama tentang penyesatan. Sesat itu gawat kelewat-lewat karena ancaman bagi yang melakukannya bukan main dahsyat. Untuk yang menyesatkan karena ngawur, sok tahu dan bodoh saja, ini berarti tidak disengaja, bukan, hukumannya amat berat, apalagi untuk mereka yang dengan sengaja melakukannya? Pasti jauh lebih hebat, pasti jauh lebih gawat. Yang terakhir ini, yang memang secara sengaja bermaksud menyesatkan, ternyata jumlahnya bukan makin berkurang eh malah bertambah. Benar-benar sulit dicerna akal sehat. Mereka tahu persis apa hukuman bagi penyesat, tahu persis juga bahwa Sabda Tuhan pasti benar dan mengikat, en toh ya masih saja sengaja menyesatkan. Mengapa? Ya mengapa, begitu Kasidi sering bertanya lebih pada dirinya sendiri. Tidak takutkah mereka pada konskewensi penyesatan yang dahsyat dan berkali-kali ditegaskan oleh Tuhan, atau bagaimana?

Sekarang ayo disimak kembali Sabda Tuhannya dan yang sekarang ini lakukan dengan sepenuh hati, siapa tahu kali ini terjadi pencerahan total dan percaya total untuk secara total tidak melakukan penyesatan?

'"Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut. Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya. Jika tanganmu atau kakimu menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung atau timpang dari pada dengan utuh kedua tangan dan kedua kakimu dicampakkan ke dalam api kekal. Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan bermata satu dari pada dicampakkan ke dalam api neraka dengan bermata dua. Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga.'

Jika setelah membaca ini belum juga tercerahkan, simak yang berikut ini.

'Tuhan berkata kepada murid-murid-Nya: "Tidak mungkin tidak akan ada penyesatan, tetapi celakalah orang yang mengadakannya. Adalah lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, dari pada menyesatkan salah satu dari orang-orang yang lemah ini. Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia." Lalu kata rasul-rasul itu kepada Tuhan: "Tambahkanlah iman kami!" Jawab Tuhan: "Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu."'

Sudah tercerahkan atau masih belum? Simak yang berikut ini yang lengkap dengan hukuman apa yang pasti diterima oleh para penyesat.

"Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut. Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan; [di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.] Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka; [di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.] Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam. Karena setiap orang akan digarami dengan api. Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apa kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain."'

Bagaimana sekarang? Sudah tercerahkan belum? Kata Kasidi jangan menyesatkan apalagi memang sengaja menyesatkan. Yang tidak sengaja saja tidak boleh dilakukan  apalagi yang sengaja, apalagi yang dengan sengaja menjadikan yang bukan Sabda Tuhan sebagai Sabda Tuhan, karena itu sesat. Bayangkan sesuatu yang tidak abadi dan tidak mengikat dijadikan abadi dan mengikat. Menyesatkan tidak kalau begini? Ya menyesatkan maka dari itu ya jangan dilakukan. (sda/tbs-30062024-hvk86-087853451949)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun