Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hosabi Kasidi 72 - Terjadi Keselamatan

25 Juni 2024   08:17 Diperbarui: 25 Juni 2024   08:37 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://keuskupanatambua.org/rindu-lihat-yesus/

Hosabi Kasidi 72 -- Terjadi Keselamatan

Meskipun nama kadang tidak ada hubungannya dengan perilaku seseorang tetapi akan terasa aneh jika seorang yang dianggap perilakunya jahat, kejam dan serakah tetapi diberi nama yang artinya 'tulus, bersih, suci'. Itulah juga yang terjadi di kota Yerikho, satu dari tiga kota tempat pengumpulan pajak atau cukai dilakukan, yang dua lainnya adalah Kaisarea dan Kapernaum.

Pemungut pajak yang biasanya kaya raya dianggap pengkhianat dan bahkan kafir karena bekerja untuk penjajah di samping memperkaya diri sendiri. Tuhan yang sedang dalam perjalanan ke Yerusalem harus melewati kota Yerikho dan di kota inilah sebuah kejadian yang menarik terjadi dan dicatat oleh satu penulis, tentang bagaimana orang yang dianggap pengkhianat, kaya raya, jahat, dan kejam, diselamatkan oleh Tuhan.

'Tuhan masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu. Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya. Ia berusaha untuk melihat orang apakah Tuhan itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Tuhan, yang akan lewat di situ. Ketika Tuhan sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu." Lalu Zakheus segera turun dan menerima Tuhan dengan sukacita. Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: "Ia menumpang di rumah orang berdosa." Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." Kata Tuhan kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."'

Kepala pemungut cukai di Yerikho ini pasti sudah lama mendengar tentang Tuhan sehingga ia sangat antusias ingin melihatNya. Entah apa yang terjadi dalam pikirannya selama ini tetapi apa yang dialaminya hari itu benar-benar luar biasa. Tuhan yang memang oleh BapaNya diberi kuasa untuk melakukan itu, menyelamatkan dan mengampuni dosa, memang melakukan itu dan si kepala pemungut cukai yang kaya raya di kota Yerikho beruntung memperoleh berkat dan karunia yang sangat istimewa itu. Dia dan seisi rumahnya telah diselamatkan oleh Tuhan yang berkenan menumpang dirumahnya.

Yang juga menarik adalah apa yang dijanjikan oleh si kepala pemungut cukai yang kaya raya ini. "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat."

Tidak sadarkah orang ini bahwa dengan pernyataan seperti ini yang jika nanti dijalankan dengan benar akan membuat dia bangkrut dan jatuh miskin? Memang keselamatan yang diberikan oleh Tuhan jauh melebihi semua harta kekayaannya tetapi sadarkah dia ketika itu bahwa dia bisa benar-benar gulung tikar? Mungkin si Zakheus tidak menyadari hal ini tetapi di tengah kegembiraan dan sukacita yang luar biasa hal semacam itu bisa saja terjadi, bukan?

Separuh hartanya untuk orang miskin, masih ada sisa separuh. Lalu bagaimana jika sisa hartanya akan juga habis ludes dan mungkin kurang untuk membayar empat kali lipat pada orang-orang yang pernah diperasnya? Atau jangan-jangan, Kasidi ikut memikirkan hal ini, si Zakheus tidak pernah memeras orang? Nah, jika begini ya aman, kata Kasidi pada dirinya sendiri, tetapi apa iya orang semacam dia itu tidak pernah memeras? Lha kok bisa kaya raya?

Dialog dalam kepala Kasidi masih akan terus berlanjut jika kesadaran bahwa Zakheus dan seisi rumahnya telah diselamatkan oleh Tuhan tidak menyeruak masuk dan menyadarkan dia betapa beruntungnya orang kaya raya itu. Bukankah keselamatan itu yang sebenarnya lebih penting dari yang lain? Tetap kaya raya tetapi tidak selamat, kan konyol? Jatuh miskin tetapi selamat kan bahagia, apalagi kalau tetap kaya dan selamat, kan sangat bahagia? Semoga semakin banyak orang diselamatkan. (sda/tbs-25062024-hvk72-087853451949)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun