Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hosabi Kasidi 63 - Saudara Tiri Tuhan

16 Juni 2024   13:03 Diperbarui: 16 Juni 2024   13:17 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://apaintinginthelouvre.wordpress.com/wp-content/uploads/2015/02/33167_rf1185lot.jpg

Hosabi Kasidi 63 -- Saudara Tiri Tuhan

Apakah pada jaman modern ada orang tua yang memilih nama baptis Yudas untuk anaknya? Mungkin ada tetapi dapat dipastikan hanya sedikit karena pasti banyak orang tua khawatir jika nama Yudas dipilih maka yang mendengar akan salah mengasosiasikan nama itu dengan murid Tuhan yang lahir di Keriot di tanah Yudea. Orang tua mana yang tidak akan gentar dan risih jika semua orang akan memandang anak yang diberi nama baptis itu sebagai nama yang mengkhianati Tuhan? Padahal pendapat semacam ini tentu saja sangat salah, bahkan Yudas yang dari Keriot pun sangat banyak walaupun memang hanya satu yang menjadi murid utama Tuhan. Bahkan yang lebih mengagetkan dan tidak banyak yang tahu bahwa Yudas ternyata adalah salah satu saudara Tuhan, walaupun cuma saudara tiri.

Fakta semacam ini tetap saja tidak bisa mengubah persepsi banyak orang tentang nama Yudas yang asosiasinya adalah pengkhianat, dan pengkhianat tentu saja adalah label yang sangat dahsyat jeleknya. Tidak ada orang yang suka dengan pengkhianat apalagi pengkhianat bagi Tuhan.

Yang berikut itu berasal dari saudara tiri Tuhan yang ternyata bisa menulis dengan baik dan indah. Memang tidak ada Sabda Tuhan dalam tulisan itu tetapi adalah omong kosong dan mengada-ada jika ada yang berkata bahwa tidak ada yang bisa dipelajari dan dipetik manfaatnya dari tulisan tersebut.

'Saudara-saudaraku yang kekasih, sementara aku bersungguh-sungguh berusaha menulis kepada kamu tentang keselamatan kita bersama, aku merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati kamu, supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus. Sebab ternyata ada orang tertentu yang telah masuk menyelusup di tengah-tengah kamu, yaitu orang-orang yang telah lama ditentukan untuk dihukum. Mereka adalah orang-orang yang fasik, yang menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, dan yang menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita. Tetapi, sekalipun kamu telah mengetahui semuanya itu dan tidak meragukannya lagi, aku ingin mengingatkan kamu bahwa memang Tuhan menyelamatkan umat-Nya dari tanah Mesir, namun sekali lagi membinasakan mereka yang tidak percaya. Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar, sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang.   Namun demikian orang-orang yang bermimpi-mimpian ini juga mencemarkan tubuh mereka dan menghina kekuasaan Allah serta menghujat semua yang mulia di sorga. Tetapi penghulu malaikat, Mikhael, ketika dalam suatu perselisihan bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa, tidak berani menghakimi Iblis itu dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata: "Kiranya Tuhan menghardik engkau!"'

Bagus tidak tulisan ini? Indah tidak tulisan ini? Kata Kasidi ini tulisan yang bagus, tulisan yang indah, dan ditulis oleh saudara Tuhan. Tidakkah nama dia pantas untuk juga dipilih sebagai nama baptis yang setara dan sejajar dengan nama besar lainnya seperti Paulus, Petrus, Agustinus, Fransiskus Xaverius, Yakobus, dan 'bus-bus' lainnya? Oh ya, sebagai catatan akhir masih banyak yang ingat tentang kota Sodom dan Gomora bukan, dua nama kota yang dikutuk dan disebut oleh Yudas bin Yusuf, saudara Tuhan, dalam tulisannya? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun