Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Hosabi Kasidi 59 - Merendahkan Diri

15 Juni 2024   07:41 Diperbarui: 15 Juni 2024   07:42 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://dansellvs.live/product_details/23844077.html

Hosabi Kasidi 59 -- Merendahkan Diri

Ada dicatat pada sebuah web bahwa orang yang rendah diri selalu cenderung pesimis, ia menganggap bahwa ia tidak bisa, tidak pantas dan sebagainya yang cenderung negatif. Sedangkan optimis sebagai sikap yang dimiliki oleh orang--orang yang rendah hati. Optimis merupakan sikap positif yang menunjukkan percaya diri tanpa melibatkan kesombongan.

Pada web yang lain lagi, rendah diri dicatat sebagai salah satu penyakit yang berkaitan dengan kepribadian. Penyakit ini termasuk penyakit yang berbahaya dan suatu sikap yang merugikan diri pribadi kita. Rendah diri dikenal juga dengan sebutan minder atau low self esteem, yang berbeda dengan rendah hati. Rendah diri sebagai kondisi saat kita merasa lebih rendah, secara kemampuan, fisik, kekayaan dan sebagainya dibanding dengan orang lain. Selain itu, rendah diri juga sering diartikan sebagai minder. Perasaan minder ini tentu saja bisa membuat kita dapat kehilangan kepercayaan diri yang ekstrem. Artikel lengkapnya https://www.gramedia.com/literasi/.

Apakah rendah diri itu beda dengan merendahkan diri? Tampaknya begitu karena 'rendah diri' adalah kata sifat yang negatif sedangkan 'merendahkan diri' adalah kata kerja yang positif karena diperintahkan oleh Tuhan. 

'Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Tuhan dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?" Maka Tuhan memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."'

Bagaimana, apakah sekarang sudah jelas dan gamblang bahwa merendahkan diri itu ok? Hendaknya semua orang mau mengubah dirinya sendiri seperti anak kecil, bukan fisiknya tetapi sifat utama seorang anak kecil yang biasanya lugu, polos, lurus, jujur, setia dan percaya sepenuhnya pada bunda dan ayahnya. 

Merendahkan diri bukan perkerjaan mudah, nyaris sama sulitnya dengan usaha untuk murah hati dan rendah hati. Latihannya mungkin seumur hidup dengan hasil yang belum tentu bagus bahkan bisa saja gagal total. Hanya saja itulah perintah Tuhan yang pasti benar dan mengikat semua orang.

Ayo selalu ingat bahwa murah hati, rendah hati, dan merendahkan diri adalah Sabda Tuhan yang wajib untuk dilaksanakan sepanjang hidup. Jika nanti setelah sempat merenung dan introspeksi lalu sadar benar betapa tiga perintah ini sering dilanggar ya jangan berkecil hati. Selalu ada waktu untuk bertobat dan memohon ampunan lalu segera mulai lagi usaha untuk itu. Ingat kata Kasidi, seperti kalimat terakhir sebuah novel besar yang telah difilmkan bahkan sampai lebih dari sekali, 'tomorrow is another day'. Bravo Scarlet O'hara kata Kasidi yang tampaknya ingin pamer jika pernah memegang novel itu. (sda/tbs-15062024-hvk59-087853451949)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun