Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hosabi versi Kasidi 47 - Tuhan pun Ikut Berdoa

4 Juni 2024   22:44 Diperbarui: 5 Juni 2024   00:12 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hosabi versi Kasidi 47 -- Tuhan pun Ikut Berdoa

Tuhan mengajarkan doa, Tuhan memerintahkan untuk berdoa, Tuhan memberi komentar pada doa, Tuhan mendoakan dan ikut berdoa. Jelas sekali betapa berdoa itu penting, begitu pentingnya hal ini sampai-sampai Tuhan pun terpaksa berparadoks ketika memerintahkan untuk berdoa.

"Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya. Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. [Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.]'

Berdoa itu tidak boleh seperti orang munafik yaitu pamer ketika berdoa supaya diketahui orang banyak. Kata Kasidi berdoa kok pamer? Berdoa yang benar ya jangan ada yang tahu, cukup Allah saja yang tahu karena bukankah doa ditujukan kepada Bapa dan bukan kepada manusia? Juga jangan bertele-tele dan panjang-panjang karena Bapamu sejatinya sudah tahu apa yang diperlukan jauh sebelum memerlukan. Kemudian lahirlah doa yang menurut Kasidi merupakan doa paling sakti di dunia karena doa pamungkas ini mampu menjawab semua persoalan yang dihadapi manusia. Coba sebutkan mana persoalan di dunia ini yang tidak tercakup dan terjawab oleh doa Bapa Kami? Sampai sekarang Kasidi menunggu tantangan ini dijawab dan tidak pernah atau tidak ada orang yang berani menerima tantangan ini.  

Tuhan juga memerintahkan untuk berdoa, bahkan hendaknya tidak jemu-jemu berdoa. Seperti yang dicatat salah seorang penulis: 'Tuhan mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.'

Bukankah tampak jelas seakan-akan ada paradoks tentang perintah berdoa. Di satu pihak ada kesan tidak perlu banyak berdoa karena Allah tahu apa yang diperlukan jauh sebelum sesorang berdoa, di lain pihak Tuhan memberi kesan bahwa berdoa itu hendaknya tidak pernah jemu-jemu. Tentu saja seperti semua Sabda Tuhan yang pasti benar itu, maka dua perintah ini pun sama benarnya. Jangan banyak berdoa benar karena semua sudah diketahui Allah, tidak jemu-jemu berdoa tentu juga benar karena ini juga dicatat. Maka dari itu cerdaslah dan berdoalah, kata Kasidi.

Tuhan memberi komentar pada doa. Komentar atau lebih tepatnya kecaman diberikan oleh Dia pada doa yang panjang dan bertele-tele serta doa yang dipamerkan agar diketahui orang banyak. Kecaman ini penting diberi perhatian lebih karena jika Tuhan mengecam maka pasti kecaman itu tidak ngawur dan mengada-ada. Jangan berdoa panjang-panjang dan bertele-tele, juga jangan dipamerkan jika berdoa. Keduanya salah dan tidak ada gunanya.   

Tuhan juga berdoa lalu berdoa pada siapa? Tentu saja doa Tuhan bukan ditujukan pada dirinya sendiri melainkan ditujukan pada BapaNya. Nah, Tuhan berdoa pada BapaNya ini menunjukkan dengan jelas bahwa Tuhan dan BapaNya itu beda, bahwa Putra dan Bapa itu lain. Mereka memang bisa satu tetapi beda, mereka bisa menjadi satu tetapi tidak sama. Lalu apa doa yang diucapkan oleh Tuhan? Berdoanya banyak sekali karena setiap kali ada kesempatan maka Tuhan dicatat selalu berdoa tetapi apa doanya?

Berikut adalah beberapa kutipan untuk menunjukkan betapa Tuhan suka berdoa, juga ditunjukkan salah satu doanya, juga bagaimana Dia berdoa untuk orang lain.

'Pada suatu kali Tuhan sedang berdoa di salah satu tempat.'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun