Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hosabi versi Kasidi 43 - Tuhan pun Tidak Berkutik

2 Juni 2024   16:56 Diperbarui: 2 Juni 2024   17:00 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://en.wikipedia.org/

Hosabi versi Kasidi 43 -- Tuhan pun Tidak Berkutik

Apakah Tuhan pernah tidak berkutik, seharusnya tidak ditanyakan tetapi seandainya ada yang nekad bertanya, apa kira-kira jawabannya? Apakah tidak pernah atau pernah tidak berkutik? Ternyata Tuhan pun pernah tidak berkutik, bahkan berulang kali dan bahkan mungkin tidak hanya pada Allah Dia tidak berkutik tetapi juga pada manusia.

Jika tidak berkutik pada Allah atau pada Bapanya ya masih ok karena memang BapaNya-lah yang Mahakuasa bukan Dia, bukan Tuhan.  Berulang kali Tuhan menunjukkan hal ini pada banyak SabdaNya bagaimana Dia itu tunduk pada BapaNya, bagaimana Dia tidak berkutik jika berhadapan dengan BapaNya.

'Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa saja.' Tuhan tidak tahu tentang hari akhir dunia dan hanya BapaNya yang Mahatahu itu yang tahu. Tuhan juga tidak punya kuasa menentukan siapa yang akan duduk di kanan dan di kiri DiriNya karena memang hanya BapaNya yang memutuskan dan menentukan. Lagi-lagi Tuhan dibuat tidak berkutik di depan BapaNya. "Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya." Sabda ini sebagai jawaban atas permintaan seorang ibu demi kepentingan dua anaknya.

Menjelang kematianNya Tuhan masih sempat mengatakan bahwa hanya kehendak BapaNya yang harus terjadi dan bukan kehendakNya. "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi."

Semua kondisi di atas, Tuhan pun tidak berkutik, ternyata tidak berkutik di hadapan BapaNya, dan ini tentu saja tidak masalah. Lalu bagaimana dengan pernyataan di atas yang menyatakan bahwa Tuhan pun pernah tidak berkutik di hadapan manusia. Manusia mana yang bisa membuat Tuhan tidak berkutik? Memangnya ada manusia itu dan apakah memang benar Tuhan pun pernah tidak berkutik di depan manusia?

Simak apa yang terjadi di pesta di Kana tempat Tuhan dicatat sebagai kali pertama Dia membuat mukjizat. Bunda Maria, Tuhan, dan para murid hadir di pesta itu. Sang Bunda, entah bagaimana ceritanya tahu persis bahwa tuan rumah kehabisan anggur, suatu keadaan yang bisa sangat memalukan pada saat itu. Bunda yang sangat cerdas itu akhirnya memutuskan untuk menyampaikan masalah itu  pada Tuhan. Tuhan pun menjawab setelah ibunya mengatakan 'mereka kehabisan anggur' dengan jawaban yang tentu saja benar tetapi mungkin agak 'kesal dan terganggu'. Kata Tuhan: 'Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba."

Maria yang cerdas tidak berkata apa-apa lagi pada PutraNya. Dia diam mungkin sadar betul bahwa PutraNya tidak senang dan terganggu. Hanya pada para pelayan ibu yang hebat ini berkata, mungkin dengan suara agak keras yang bisa didengar Tuhan dan ... bravo, mukjizat pertama dibuat oleh Tuhan. Perintah sederhana pada para pelayan oleh sang ibu yang cerdas ini membuat Tuhan pun tidak berkutik.

'Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!' Itulah perintah sang ibu pada para pelayan, bukan pada Tuhan, tetapi Tuhan yang tidak kalah cerdas dengan ibunya tentu paham benar bahwa perintah seperti itu sama seperti perintah pada DiriNya. Waktu Tuhan untuk membuat mukjizat dan yang lain sebenarnya kan belum tiba tetapi dengan perintah sederhana dari Bunda Maria, bukan pada Tuhan tetapi pada para pelayan, membuat Tuhan pun tidak berkutik. Luar biasa, bukan? Bagaimana Tuhan pun tidak berkutik di hadapan manusia, meskipun manusianya adalah manusia Istimewa yang dipilih sendiri oleh Allah untuk membesarkan Tuhan.. (sda/tbs-02062024-hvk43-087853451949)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun