Kata durjana. Bersama-sama dengan kata munafik, kata kedurjanaan digunakan oleh Tuhan untuk mereka yang memang benar durjana. 'Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.'
Sampai di sini bagaimana? Bukankah kesan bahwa Tuhan ahli memaki sudah terbentuk di kepala meskipun Tuhan juga banyak menggunakan kata yang menghibur dan membesarkan hati untuk mereka yang menderita, tidak berdaya, terlunta-lunta, dihina di sana dihina di sini, miskin dan papa serta kenyang menderita? Jadi sudah seharusnyalah jika dalam kepala terbentuk gambaran Tuhan yang ahli memberi harapan dan tidak cuma Tuhan yang ahli memaki. Catat pesan Kasidi ini ya, ayo belajar untuk sedikit lebih cerdas,
Itulah Tuhan kita dan sekali lagi Kasidi menegaskan bahwa Tuhan tidak pernah ngawur, dan juga Tuhan itu cerdas, bahkan jenius. (sda/tbs-02062024-hvk42-087853451949)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H