Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hosabi versi Kasidi 42 - Tuhan pun Ahli Memaki

2 Juni 2024   09:55 Diperbarui: 24 Juni 2024   01:34 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.ehamall.com/?category_id=3329516

Hosabi versi Kasidi 42 -- Tuhan pun Ahli Memaki

Jelas berlebihan jika dikatakan Tuhan ahli memaki meskipun fakta dan kenyataannya, seperti yang dicatat sejauh ini, memang demikian. Tentu saja tidak semua kata makian yang ada pernah digunakan oleh Tuhan tetapi jumlah kata makian yang digunakan oleh Tuhan dan dicatat, jumlahnya cukup banyak, sehingga mencengangkan juga jika ternyata Tuhan banyak memaki. Kasidi sendiri yang sering menggunakan kata ngawur, sok tahu, dan bodoh, untuk temannya yang memang seperti itu, dikatakan bahwa Kasidi bukan Tuhan sehingga tidak punya hak untuk memaki sesama. Hehehe ... Kasidi biasanya tertawa renyah kalau sudah begini, dan balas mengatakan bahwa memaki adalah hak setiap orang asal digunakan tepat sasaran,

Sekarang ayo ditengok bagaimana Tuhan menggunakan kata makian dan memaki mereka yang layak dan tepat untuk dimaki.

Kata bodoh, umpamanya. Tuhan menggunakan kata ini banyak kali bahkan setelah bangkit dari kematian pun kata makian ini masih digunakan. "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi!'

Kata munafik. Ini juga sangat banyak digunakan Tuhan untuk memaki mereka yang benar-benar munafik, benar-benar tidak satunya kata dengan perbuatan. 'Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.'

Kata terkutuk. Tuhan juga banyak menggunakan kata ini untuk orang-orang yang memang terkutuk. 'Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.'  

Kata buta. Tuhan memang banyak menyembuhkan orang buta yang percaya, bahkan orang buta yang tidak percaya pun rasanya disembuhkan oleh Tuhan, tetapi kata ini juga digunakan sebagai makian untuk mereka yang tidak percaya. 'Biarkanlah mereka itu. Mereka orang buta yang menuntun orang buta. Jika orang buta menuntun orang buta, pasti keduanya jatuh ke dalam lobang.'

Kata penyesat. Tuhan sangat jengkel pada para ahli agama waktu itu yang ternyata suka menyesatkan, dan sialnya para ahli agama masa kini pun hampir sama kelakuannya, "Tidak mungkin tidak akan ada penyesatan, tetapi celakalah orang yang mengadakannya."

Kata iblis. Kata makian ini, secara tidak terduga digunakan oleh Tuhan untuk memaki muridNya. Tidak diceritakan secara panjang lebar apa reaksi Petrus setelah dimaki Tuhan dengan menggunakan kata ini. "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." Hebatnya lagi kata makian untuk Petrus ini telah lebih dahulu digunakan oleh Tuhan untuk memaki Iblis yang benar-benar iblis. Coba bayangkan!

Kata celakalah. Kali ini Tuhan membidik orang kaya yang bergelimang harta  setelah sebelumnya dan sesudahnya tetap saja menyatakan bahwa orang kaya yang bergelimang harta hampir pasti tidak akan masuk sorga. 'Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu.' Mungkin banyak orang yang kaya raya menggerutu, lalu bagaimana nasib saya? Hehehe ...Kasidi hanya bisa menegaskan bahwa tidak ada Sabda Tuhan yang ngawur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun