Hosabi versi Kasidi 34 -- Satunya Kata dan Perbuatan
Tuhan tidak hanya menurunkan Sabda tetapi juga melakukannya. Tuhan tidak hanya berkata tetapi meneladankannya. Kata dan perbuatan Tuhan identik. Perintah dan larangan sama persis dengan apa yang dilakukanNya. Dulu Kasidi pernah menantang dengan bertanya 'coba sebutkan mana larangan dan perintah yang tidak ditaati dan dilakukanNya sendiri oleh Tuhan?
Pertanyaan retorik semacam ini sampai sekarang belum berhasil ditemukan jawabnya. Sudah bertahun berlalu tetapi belum ditemukan hal 'yang munafik' berkaitan dengan Tuhan. Munafik itu artinya tidak satunya kata dan perbuatan. Meminta orang agar tidak menipu, eh dia sendiri menipu habis-habisan. Itulah salah satu definisi sederhana munafik.
Tuhan tidak seperti itu, munafik tidak pernah, ngawur juga tidak pernah. Kalau Dia mengajarkan ampuni semua orang, apa pun kesalahannya, maka itulah yang dilakukanNya. Mengampuni semua orang, dan benar-benar semua orang diampuninya.
Jika Tuhan berkata tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya, dan karena Dia memosisikan DiriNya sebagai sahabat semua yang berdosa, maka itulah yang dilakukanNya. Jika Tuhan mengatakan A dan melarang B, maka itulah yang dilakukanNya, yaitu  melakukan A dan tidak melakukan B.
Semua yang penting dan perlu dikatakan sudah dicatat, semua yang dikatakan sudah dilakukan dan diteladankan oleh Tuhan, dan semuanya sudah dicatat.
Kita semua bukan Tuhan maka dari itu hampir mustahil dapat melakukan semua yang diperintahkan tetapi tidak berarti lalu tidak melakukan apa-apa. Pilih saja salah satu perintah yang paling mungkin dilakukan lalu ya dilakukan. Tidak usah ditunda-tunda atau terlalu banyak berpikir. Lakukan saja. Ini yang paling mudah tetapi hendaknya jangan lupa, bisa saja yang dianggap paling mudah untuk dilakukan ini eh ternyata menjadi yang paling sulit.
Tuhan sering menggunakan kata bodoh dan munafik di sela-sela. Jika ditabulasi mungkin kata munafik lebih banyak dari pada kata bodoh. Kasidi menduga, mengapa kata munafik lebih banyak digunakan oleh Tuhan, karena hampir semua orang pernah atau bahkan sering munafik. Tidak satunya kata dengan perbuatan. Dusta memang bukan munafik tetapi mereka yang sering berdusta pada dasarnya hanya dibatasi oleh sekat yang sangat tipis untuk berlayar di lautan munafik. Maka dari itu ya jangan berdusta supaya tidak tergelincir menjadi munafik, dan nasehat yang lebih penting dari Kasidi untuk dirinya sendiri dan juga untuk semua, ya jangan munafik. Simak penggalan Sabda Tuhan yang berikut ini:
'Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.'
Di sini Tuhan malah menambah satu kosa kata yang juga pedas dan menohok di samping munafik, yaitu kedurjanaan. Tahu kan apa arti label durjana jika sampai disematkan pada diri seseorang? Nah, kata ini oleh Tuhan disematkan pada hampir semua orang. Sudah munafik, durjana pula. Coba bagaimana ini, padahal semua tahu bahwa Sabda Tuhan tidak mungkin ngawur. (sda/tbs-29052024-hvk34-087853451949) Â Â