Hosabi versi Kasidi 23 - Unitas in Diversitas
Betapa sering Sabda Tuhan disalah-mengerti dan disalah-maknai meskipun sejatinya semua Sabda Tuhan itu sederhana dan bersahaja, lurus dan jelas, antara makna harifiah dan makna metaforis hanya dipisahkan oleh sekat yang sangat tipis sehingga mudah dimengerti. Kondisi ini memang tidak ok tetapi tidak terlalu berbahaya karena biasanya orang yang seperti ini, yang kata Kasidi orang yang bodoh, biasanya tidak  berkuasa.  Yang sangat berbahaya jika orang bodoh ini, entah bagaimana ceritanya, eh berkuasa. Bodoh tetapi berkuasa tentu saja berbahaya.
Yang jauh lebih berbahaya adalah jika Sabda Tuhan dimanipulasi, direkayasa, dibelokkan untuk kepentingan tertentu. Pelakunya mungkin memang tetap ngawur  dan bodoh tetapi ada kualitas lain di dalam nurani dan pikirannya, yaitu sifat jahat dan culas. Dua sifat terakhir ini memang dua sifat yang berbahaya karena orang yang jahat dan culas bisa melakukan banyak hal yang mungkin tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
Simak penggalan Sabda Tuhan berikut ini yang menjadi bagian dari doa Tuhan pada BapaNya untuk kepentingan para murid: '... Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: ...'
Sabda Tuhan yang ini seharusnya menjadi penerang bagi mereka yang beranggapan bahwa Bapa dan Putra itu satu dan sama. Satu memang ya tetapi mereka tidak sama. Bapa ya Bapa, Putra ya Putra, mereka beda tetapi satu, satu tetapi beda dan tidak sama, karena semua yang total percaya pada Tuhan didoakan supaya menjadi satu dengan Bapa, Putra dan Roh Kudus, yang memang selalu menyertai.
Jadi, kata Kasidi, seperti motto Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi satu, satu tetapi berbeda-beda, begitu juga dengan konsep 'Unitas in Diversitas',bukankah juga dapat diasumsikan sama? Apalagi ini ditemukan dalam Sabda Tuhan yang sudah pasti benar dan tidak mungkin ngawur itu?
Bapa, Putra dan Roh Kudus itu beda tetapi mereka satu. Mereka itu satu tetapi tidak sama. Dengan pemahaman seperti ini maka konsep Trinitas yang penuh misteri itu menjadi sedikit lebih terang, kata Kasidi lebih pada dirinya sendiri. (sda/tbs-20052024-hvk23-087853451949)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H