Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hosabi versi Kasidi 8 - Dona Nobis Pacem

18 Mei 2024   14:22 Diperbarui: 18 Mei 2024   14:23 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.huffpost.com/entry/famous-erotic-art_n_4598450

Hosabi versi Kasidi 8 - Dona Nobis Pacem

Semua orang dewasa normal rasanya suka dan berharap ada damai dalam hidupnya. Damai itu keadaan ideal yang didamba setiap orang. Hampir dapat dipastikan tidak ada orang yang mendamba kehadiran 'ketidak-damaian' dalam hidupnya. Semua orang ingin damai. Lalu siapa sumber damai di samping batin dan nurani dan pikiran orang itu sendiri? Ternyata Tuhan jawabnya. Nyaris tidak ada orang yang tidak sepakat jika Tuhan diberi label sumber dan pembawa damai.

Semasa hidupnya Tuhan adalah sumber damai. Bahkan setelah kematiannya Tuhan terus menyerukan: "Damai sejahtera bagi kamu!"

Semasa masih hidup Tuhan menyerukan: 'Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.'

Jadi tidak perlu diragukan bahwa Tuhan adalah sumber damai, pembawa damai, penyebar damai, dan semua orang diharapkan juga begitu. Damai dan pembawa damai.

Damai adalah perintah Tuhan. Hanya saja bukan Tuhan namanya, sebagaimana diamati Kasidi sejauh ini, jika tidak menyertakan yang paradoks pada SabdaNya.

'Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.'

Siapa yang tidak akan terkejut, heran, terperangah, jika Tuhan bersabda seperti ini. Padahal Sabda ini sudah pasti benar dan tidak mungkin ngawur. Di satu pihak mengatakan mengatakan Dia pembawa damai, di lain pihak mengatakan Dia tidak membawa damai tetapi pedang. Lalu mana yang benar? Dua-duanya benar, kata Kasidi mantap. Dua-duanya tidak ada yang salah. Simak lanjutan Sabda yang kedua ini.

'Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya. Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.'

Sekarang semuanya jelas bukan? Sumber dan pembawa damai itu benar tetapi adalah juga benar bahwa Tuhan tidak membawa damai. Lalu pada siapa Tuhan membawa damai? Pada semua orang. Lalu pada siapa Tuhan membawa bukan damai? Juga pada semua orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun