Kasidi 608 Â Homili ala Kasidi -- Merendahkan DiriÂ
Merendahkan hati dan merendahkan diri adalah dua hal yang sama sulitnya. Semua orang tahu konsepnya, bahkan mungkin juga tahu contohnya, tetapi dapat melakukan dua hal ini dengan tepat dan konsisten setiap hari, bukan perkara gampang, bahkan mungkin sangat sulit.
Rendah hati yang sering dimaknai sebagai tidak sombong, tidak angkuh, tidak congkak, tidak jumawa, tidak mentang-mentang, tidak petentang-petenteng, dan masih banyak lagi tidak yang lain, adalah sifat yang dianjurkan, sifat yang bisa diterima, sifat yang dianggap unggul dan utama. Pada sifat utama inilah perhatian harus ditujukan, fokus harus diarahkan, konsentrasi harus dipusatkan, manakala ingin rendah hati.
Tuhan sendiri ketika mengajak banyak orang untuk belajar dan meneladani Dia tentang sifat rendah hati mengatakan dengan jelas: 'Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.'
Tuhan itu lembut dan rendah hati padahal Dialah pemilik kuasa atas bumi dan langit. Tuhan itu lembut dan rendah hati padahal Dialah orang nomor dua di sorga. Coba bayangkan, orang yang kekuasaannya nomor dua di seluruh jagat alam semesta menyatakan bahwa Dia rendah hati, lalu kita yang bukan apa-apa, tidak punya kuasa apa, eh malah berlagak takabur, congkak, arogan, angkuh, jumawa, sombong, alias tidak rendah hati, alias tinggi hati, ini kan aneh, ini kan ngawur, ini kak sok tahu, ini kan bodoh, ini kan dungu! Maka dari itu ayo belajar dari Tuhan tentang rendah hati, tentang merendahkan hati. Jangan terus menerus ngawur!
Berikutnya tentang rendah diri dan merendahkan diri. Ini ternyata tidak lebih mudah untuk dilakukan bahkan mungkin jauh lebih sulit. Itulah sebabnya Tuhan pada banyak kesempatan banyak kali menunjukkan bagaimana seharusnya setiap orang mau merendahkan diri. Dia orang berkuasa nomor dua di seluruh jagat raya en toh berulang kali menunjukkan bagaimana cara merendahkan diri sekaligus bagaimana melakukannya dan memang dilakukan oleh Tuhan.
Semua contoh dan teladan itu seharusnya sudah cukup untuk mengajar semua orang. Kemudian, untuk lebih menegaskan semua keteladanan itu Tuhan menambahkan sabda yang berikut untuk lebih menekankan maksudNya. Â Â 'Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.' Disambung dengan: 'Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.' Tidak ada anak kecil yang diam-diam meninggikan dirinya, bukan?
Sabda telah diturunkan, contoh dan teladan telah diberikan, perintah telah ditegaskan, jadi jika masih saja tidak mau merendahkan hati dan merendahkan diri, itu ngawur dan bodoh namanya.
Lalu bagaimana dengan Kasidi sendiri? Apakah dia sudah bisa merendahkan hati dan merendahkan diri? Sedang terus belajar dan berusaha, katanya lirih dan agak malu-malu ketika ditanya tentang ini. Hehehe ... selamat belajar ya (Kasidi no.608 -- tbs/sda/15082023/087853451949)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H