Kasidi 158  Apakah Mimpi itu Metaverse Â
     Mimpi itu ada dan penting. Ada? Ya tidak diragukan lagi. Semua orang yang pernah bermimpi, dan rasanya tidak ada orang normal yang tidak pernah bermimpi, dapat menjadi saksinya. Lalu penting? Ya penting. Simak contoh berikut ini.
     Ada dicatat ketika Allah Bapa ingin mengutus PutraNya lahir ke dunia, maka Dia mengutus malaikat untuk menyampaikan kabar itu. Ternyata sang malaikat datang dalam mimpi untuk mengabarkan berita itu pada seorang dara yang sedang bertunangan. Hebatnya, sang dara walau agak terkejut tetapi kemudian setuju dengan berita itu.
     Dara ini pasti lugu dan naif ketika mengiakan berita bahwa dia akan mengandung. Tidak sadarkah dia akan hukuman rajam sampai mati untuk wanita yang hamil sebelum menikah? Atau dara ini memang seorang dara yang total taat pada semua perintah yang datang dari Allah?
     Kemudian ketika tunangannya yang mungkin seorang duda mengetahui bahwa dara itu sudah hamil dan hendak memutuskan hubungan secara diam-diam, maka melalui mimpi juga malaikat memberitahu agar hal itu tidak dilakukan dan malah meminta agar segera menikahi dara itu.
     Kemudian ketika sang Putra lahir, melalui mimpi juga malaikat memberi tahu agar segera membawa bayi mereka mengungsi ke Mesir karena ada rencana pembunuhan bayi besar-besaran yang dilakukan penguasa Romawi kala itu.
     Adalah melalui mimpi juga disampaikan perintah untuk membawa kembali bayi yang telah diungsikan ke Mesir itu ketika waktunya sudah tiba supaya genaplah apa yang telah dinubuatkan para nabi sebelumnya.
     Demikianlah maka masih banyak lagi contoh untuk menunjukkan betapa penting sebuah mimpi. Bahkan malaikat pun menggunakan sarana mimpi untuk menyampaikan perintah dari Allah untuk manusia.
     Masihkah ada yang berani menganggap sebelah mata pada mimpi? Pertanyaan berikutnya apakah mimpi dapat digolongkan ke dalam metaverse sebuah istilah lama yang kemudian mengguncang dunia kala seorang taipan dunia maya mengumandangkan istilah ini, meskipun kata dia, barangnya belum ada?
Metaverse konon erat berkaitan dengan tiga dimensi, sedangkan mimpi mampu menempati ranah satu, dua, tiga, empat, lima, enam dan bahkan tujuh dimensi. Jika memang benar begitu, dan menurut Kasidi yang sekarang labelnya bertambah satu, yaitu sebagai pengamat orang-orang ngawur di dunia, adalah benar bahwa mimpi mampu masuk dan mewadahi semua dimensi yang ada, maka jelas sekali mimpi adalah metaverse. Hahaha ... ayo bagaimana? (Kasidi 158 -- tbs087853451949 -- sda07042022)