Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kasidi Nomor 388: Never Leave Thee Alone

17 Februari 2022   19:54 Diperbarui: 17 Februari 2022   19:56 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.artsy.net/artwork/hu-jundi-solitude-1

Kasidi 388  Never Leave Thee Alone 

Ada yang tahu siapa yang menulis kalimat berikut: 'Through the clouds of midnight, this bright promise shone: 'I will never leave thee, never leave thee alone'? Meskipun sejumlah orang mungkin merasa bahwa ujar-ujar ini bukan sesuatu yang asing dan sering didengar, dan karenanya bisa saja menjadi kurang penting (?), tetapi yang jelas kalimat ini kalimat penting yang mengacu pada Tuhan, atau yang sumbernya dari Tuhan, atau penulisnya, yang ternyata 'anonim', mendapat inspirasi dari sejumlah pernyataan atau perumpamaan yang disampaikan oleh Tuhan.

Meskipun tepat tengah malam mendung tebal menyelimuti hati ini, tetapi dari sana sebuah janji indah mencuat, katanya 'Aku tidak akan pernah meninggalkan engkau, tidak akan pernah meninggalkan engkau sendirian'. Sebuah janji yang indah, janji yang melegakan dan menguatkan. Janji yang luar biasa sehingga tampaknya hanya Tuhan yang dapat memberi janji seperti ini. Janji abadi yang dapat dipastikan akan selalu menjadi kenyataan. Manusia juga bisa memberi janji seperti itu tetapi banyak yang hanya tinggal janji. Hanya Tuhan yang selalu menepati janji semacam ini. 'Aku tidak akan pernah meninggalkan engkau, tidak akan pernah meninggalkan engkau sendirian'.

Di lain pihak pernyataan 'sepi di tengah ramai atau ramai di tengah sepi', sudah sejak lama dibincangkan tatkala banyak sastrawan menuangkan masalah ini dalam tulisan mereka. Entah tulisan yang diinspirasi oleh pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain, yang jelas tulisan itu menarik perhatian banyak pihak khususnya pihak-pihak yang kurang lebih pernah mengalami hal yang juga kurang lebih sama. Perbincangannya dapat saja amat seru. Sepi di tengah ramai, ramai di tengah sepi. Atau bisa juga memang sepi di tengah sepi, atau ramai di tengah ramai. Pokoknya, semua kombinasi dapat dipadukan dan kemudian dibincangkan.

Sebagai penutup catatan kali ini, apa yang disampaikan oleh Paul Tillich tentang 'loneliness' menarik perhatian Kasidi. Simak saja pendapat orang yang satu ini tentang kata tersebut dan bahasa yang memediasi kelahirannya: 'Language... has created the word 'loneliness' to express the pain of being alone. And it has created the word 'solitude' to express the glory of being alone.' Kasidi no. 388 -- XZSS23052017 - 087853451949

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun