Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kasidi Nomor 302: El Comandante

25 Juni 2021   06:34 Diperbarui: 25 Juni 2021   06:55 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://nusantaranews.co/canto-a-fidel-sebuah-puisi-teruntuk-mendiang-fidel-castro/

Kasidi 302  El Comandante 

Konon setelah 638 kali lolos dari percobaan pembunuhan 'Sang El Comandante' akhirnya menyerah juga pada yang 639 karena kali ini yang melakukannya 'Sang El Maut' sendiri. Memang begitulah, pada akhirnya setiap orang harus menyerah pada nasib dan takdir abadi, tidak peduli dia itu orang yang percaya atau tidak, hebat atau tidak, liberal atau sosialis, theis atau atheis, ini atau itu, pokoknya semua saja. Memang ada dicatat beberapa orang luar biasa berhasil mengalahkan maut, tetapi tentu saja ini perkecualian.

Tentang kesuksesannya yang satu ini dengan ringan dan penuh candaan dia pernah berkata: "Jika selamat dari pembunuhan ada dalam Olimpiade, saya akan memenangkan medali emas," ujar Fidel Castro.

Data lain yang banyak dilansir oleh media adalah fakta bahwa selama 49 tahun berkuasa, El Comandante ini berhadapan dengan tidak kurang dari 11 presiden AS. Percobaan pembunuhan pertama terjadi pada masa kepresidenan Dwight Eisenhower, kemudian John F Kennedy dan Lyndon Hohnson. Jika dihitung, jumlahnya ada sekitar 184 percobaan. Sebuah rekor yang tampaknya pantas mendapatkan medali emas.

'Bon Voyage El Comandante' begitu mungkin banyak orang bergumam di sana sementara harapan akan perubahan mungkin akan segera muncul ke permukaan. Harapan menggunung yang selama ini berhasil ditutupi seiring dengan keberhasilannya menghindari 638 percobaan pembunuhan. Itu kejadian di tempat nun jauh di sana, sementara yang didekat sini, ratusan orang sedang berjuang menghadapi 'air yang meluap sampai jauh' karena sebelum sampai ke laut, sang air naik sampai ke atap rumah. Sama-sama puluhan tahun 'berkuasa', yang satu sudah menyerah yang lain masih perkasa. Memang tak bisa dibandingkan begitu saja, tetapi jejak kekuasaan keduanya menggurat tajam dan dalam. Apakah keduanya pernah saling bertegur sapa tatkala 'Bapak Revolusi Indonesia' menemuinya pada awal-awal masa kekuasaannya? Konon kabarnya ya.

Kasidi ikut bergumam lirih 'Bon Voyage El Comandante' dan semoga luapan maaf dan ampunan dari Sang Abadi juga dikaruniakan pada dirimu dan pada semua orang, karena kalau tidak begitu lalu bagaimana bisa layak untuk bersama dengan Dia dalam perjamuan abadiNya.  Kasidi no. 302 -- Tri Budhi Sastrio - SDA26112016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun