Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Essi Nomor 195: Beramai-ramai Membakar Rumah Sendiri

18 April 2021   07:56 Diperbarui: 18 April 2021   08:02 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.ilikewallpaper.net/

Essi 195 -- Beramai-ramai Membakar  Rumah Sendiri
Tri Budhi Sastrio

Setahun itu kurang lebih tiga ratus enam puluh
     lima hari jumlahnya,
Tetapi belum genap bulan Agustus purna
     menyelesaikan tugasnya
Eh ... angka kebakaran di ibu kota negara sudah
     dua kali besarnya.
Benar-benar luar biasa jika paling tidak, tiga kali
     sehari api membara
Bahkan di kota yang padatnya seperti ibu kota ...
     ini tetap luar biasa.
Kerugian harta benda tentu saja tidak terbilang
     besaran dan nilainya
Tetapi yang paling tidak masuk logika ... itu lho ...
      kok bisa-bisanya
Ramai-ramai berhobi membakar rumah sendiri ...
     ya rumah mereka.
Sayangnya banyak sekali dari mereka yang tidak
     ingat bahkan lupa
Membakar rumah sendiri yang juga ikut terbakar
     kan rumah tetangga.
Kalau cuma satu dua mungkin tidak apa tetapi ini
     ratusan jumlahnya.
Akibat lanjutannya dengan mudah bisa diterka,
     ratusan anak manusia
Harus mengungsi dan berteduh di mana saja,
     apa ini bukan bencana?
Bahkan juga ada berita bahwa hobi yang satu ini
     berhasil memaksa
Seluruh penghuni alam sana mengadakan rapat
     darurat luar biasa.
Agendanya? Ya membahas ulah manusia yang
     dengan seenaknya
Menduduki begitu saja lahan yang jelas-jelas
     bukan milik mereka.
Meskipun hasil akhir ini rapat luar biasa tetap
     toleransi ujungnya,
Tetapi pesan yang amat jelas telah diberikan ...
     jangan lama-lama.
Warga dunia maya yang penasaran pada rapat
     dan juga agendanya
Silahkan simak saja catatan Rapat Darurat di Karet
     Tengsin judulnya.
Ha ... ha ... ha ... bahkan warga alam sana ikut
     jadi sibuk dibuatnya
Hanya karena ulah segelintir manusia yang
     hobi bakar rumah miliknya.

Lho ... tetapi tunggu dulu, apa benar ada orang
     punya hobi membara,
Laksana mahakaisar Nero itu penguasa Roma
     yang konon kabarnya
Pernah membuat kotanya membara berlama-lama
     dan hanya karena
Ia ingin menyelesaikan tulisannya yang bertema
     api menyala-nyala?
Sang kaisar yang sejak kecil memang diragukan
     kewarasan jiwanya,
Walau sang ibunda ingin sekali mendudukkan dia
     ke atas tahta dunia.
Berkat bantuan satu penasehat yang sangat
     luar biasa, ini orang gila
Memang sampai juga ke tahta, tetapi penasehat
     korban pertamanya.
Lalu kemudian disusul sang bunda dengan
     alasan yang agak berbeda
Masalah kuasa dan tahta, padahal apa sih
     ancaman seorang bunda?
Kalau memang benar dia yang keluarkan titah
     dan sabda, kata bunda,
Ketika utusan sang putra dengan pedang datang
     guna mengambil jiwa,
Di sini saja sambil tunjukkan perutnya, tempat
     sembilan bulan lamanya
Dia kubawa ke mana-mana agar dapat melihat dunia
     dan naik tahta?
Dan memang itulah yang dilakukan sang caraka
     utusan putra tercinta.
Duh Nero kaisar Roma ... entah setan mana
     yang merasuk pikiran gila
Bahkan seorang bunda juga tak bisa lepas
     dari tanganmu si raja tega.

Di Jakarta ibu kota jelas tidak ada Nero yang tega
     membunuh bunda,
Tapi Nero yang hobi melihat kotanya membara
     jelas banyak jumlahnya.
Hanya kalau Nero sangat berkuasa, eh yang
     di ibu kota bentuk ujudnya,
Para pencuri listrik yang tak sadar bahwa
     keinginan menghemat biaya
Eh ... malah berujung pemborosan yang tidak ada
     tara membaranya.
 
Essi nomor 195 -- SDA23082012 -- 087853451949

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun