Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Essi Nomor 193: Lebih Mahal, Lebih Lambat, Lebih Tidak Aman

16 April 2021   10:31 Diperbarui: 16 April 2021   10:41 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Essi 193 -- Lebih Mahal, Lebih Lambat,  Lebih Tidak Aman
Tri Budhi Sastrio

Waktu terus berjalan, manusia terus berubah, dan
     dampaknya di mana-mana.
Inilah hakekat kehidupan, semua berubah meskipun
     banyak juga yang sama.
Ya sama ... entah intinya, entah hakekatnya, tetapi
     yang jelas tetap sama saja.
Karenanya, yang berubah atau yang sama, yang telah
     atau yang segera tiba
Menjadi bagian tak terpisahkan dari manusia ...
     eh berubah itu ternyata sama,
Dan sama itu ternyata berubah, sama-sama berubah
     dan berubah sama-sama,
Sama-sama berubah dan tidak berubah pun ya
    sama-sama ... yah inilah dunia!
Kembali ke dunia sederhana, jika ada dua produk
     kualitasnya yah hampir sama.
Hanya yang satu lebih murah yang lain lebih mahal,
     jelaslah pilihan pembelinya.
Yang lebih murah pasti menjadi pilihan utama,
     dan yang lebih mahal harganya
Kalau toh tetap dibeli juga maka pasti sangatlah
     khusus alasan pembenarnya.
Yang jelas dalam keadaan normal dan biasa
     menjadi tidak masuk akal logika
Jika dua produk yang kualitasnya hampir setara,
     eh yang mahal jadi pilihannya.
Hal yang sama juga terjadi pada spesifikasi produk
     cepat lambat unjuk kerjanya.
Dalam keadaan normal dan biasa maka pilihan
     rasional yang paling terutama
Pasti jatuh pada produk yang lebih cepat kerjanya,
     mengapa lambat pilihannya
Jika yang lebih cepat tersedia dengan biaya
     yang kurang lebih serupa setara?
Sementara kegunaannya juga tidak berbeda ...
     lebih cepat lebih baik slogannya.
Lalu bagaimana dengan tidak aman ... jika dua produk
     yang kurang lebih sama,
Yang satu lebih aman yang lain lebih tidak aman,
     kira-kira mana pilihan utamanya?
Yah ... tidak perlu penelitian segala, jawabannya
     sudah pasti untuk yang pertama.
Inilah logika dan realita adat dunia bahkan mungkin
     sudah sejak jaman dulu kala.
Jika ada yang lebih murah orang tidak akan memilih
     yang lebih mahal harganya.
Jika ada yang lebih cepat adalah tak rasional memilih
     yang lebih lambat kerjanya.
Jika ada yang lebih aman mengapa harus yang lebih
     tidak aman jadi pilihannya?

Berikutnya, bagaimana jika ketiga faktor penentu
     pilihan ini bergabung jadi eka?
Produknya tidak saja lebih mahal, lebih lambat,
     juga lebih tidak aman kerjanya?
Maka semakin tidak rasional jika pada produk
     semacam ini dijatuhkan pilihannya.
Hanya anehnya sang produsen masih saja kuat
     berharap laku keras itu jualannya.
Yang lebih aneh eh ternyata memang masih laku
    tuh jualan meskipun tentu saja
Volumenya menurun drastis dan pangsa serta
     segmen pasarnya juga tidak sama.
Pasti ada banyak cerita di balik ini semua
     yang mungkin akan tetap jadi rahasia,
Jika tak ada yang berminat mengungkap, hanya
     saja apa memang ia berharga?
Ya apa memang berharga ini cerita diungkap
     dan naik tinggi-tinggi bak bendera
Walau mungkin hanya di angkasa dunia maya
     yang semua warga negaranya
Haruslah aktif dan berinisiatif jika ingin nikmati
     ini cerita ... apa cukup berharga?
Aha ... rasanya tidak juga ... tapi bagaimana
     inovasi didorong sampai batasnya,
Mungkin lebih menarik dan berharga telaahnya
     untuk siapa alami hal yang sama.
Bagaimana produk yang lebih mahal, lebih lambat,
     lebih tidak aman eh ... bisa?
Bisa tetap jadi harapan dan mungkin primadona
     di masa-masa depan nantinya.
Sayang sekali inovasi dan ceritanya -- yang sama
     sekali tidak pernah jadi rahasia
Tetap saja tidak menarik untuk dikaji berlama-lama
     karena ternyata ... ya ternyata
Biasa-biasa saja ... masih ada yang memerlukannya,
     jadi walau lebih mahal biaya,
Lebih lambat tiba, dan lebih tidak aman barangnya,
     yah tetap ada konsumennya.
Tempora labuntur, tacitisque senescimus annis,
     baris yang menjadi pembenarnya
Tempora mutantur, nosque mutamur in illis,
     lengkap purna mengapa begini jadinya.
 
Essi nomor 193 -- SDA21082012 -- 087853451949

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun