Essi 192 -- Sembilan Ribu Saka di Pulau Ndana
Tri Budhi Sastrio
Angin kencang, tiang bambu yang terkesan seadanya,
   dan tentu saja
Kibaran sembilan ribu saka merah putih, membuat
   suasana berbeda.
Meskipun nama pulau Rote lebih dikenal sebagai
   pulau di nusantara
Yang letaknya paling luar kawasan selatan tetapi
   fakta dan realitanya
Di pulau Ndana sebenarnya pengibaran ribuan
   bendera ini dilaksana,
Karena memang pulau ini letaknya yang paling
   selatan di Indonesia.
Pemerintah kabupatan Rote Ndao, Nusa Tenggara
   Timur, berusaha
Memastikan bahwa paling tidak 6.700 bendera
   akan berkibar perkasa
Memenuhi langit pulau Ndana dan beritanya
   dipastikan juga mengudara
Penghuni boleh tak ada tetapi angkasanya
   adalah angkasa nusantara
Karenanya siapa bilang ribuan bendera tidak layak
   berkibar di sana?
Dan Leonard Haning -- biasa dipanggil Lens --
   memastikan pula bahwa
Ba'a -- ibukota kabupaten -- haruslah rela melihat
   Ndana jadi pusat acara.
Sang bupati bumi nusa lontar bertekad bahwa
   kasus bikin malu bangsa
Ketika Sipadan dan Ligitan menjadi milik Malaysia
   tak boleh ada di nusa.
Ndana milik ibu pertiwi, Ndana bagian nusantara,
   walau manusia tak ada,
Dan hanya diunggui patung seorang panglima, Â Â Â Â
   tetapi nusa ini milik kita.
Berkibarlah engkau sang saka ... merah-putih-kan
   angkasa nusa Ndana.
Sabang sampai Merauke, Miangas sampai
   pulau Rote, ini slogan negara.
Desir semangat, gerjolak jiwa, luapan tekad
   membaja di dada para pemuda
Adalah taruhan segala-galanya ... ya raga,
   ya krida ... ya jiwa, ya sukma,
Semua akan dipersembahkan demi menjaga
   tegaknya martabat negara.
Engkau sang maha panglima telah lebih dulu
   ada dan bermukim di sana.
Dulu semangatmu membentang dan berjuang
   di kawasan Yogyakarta,
Sekarang tentu saja engkau masih di sana,
   tetapi di sini ... di nusa Ndana,
Engkau juga harus tularkan semangat juang
   pantang lekang pada ini nusa.
Karena hanya dengan semangat juang pantang
   lekangmu wahai panglima,
Nusa ini akan tetap terjaga ... merdeka Indonesia ...
   merdeka juga ini nusa.
Lalu ... ribuan sang saka berkibar perkasa
   diusap bayu lautan samudera.
Mobilisasi massa, mobilisasi dana, yah ...
   ini resiko konsekwensi logisnya
Memang masih banyak anak-anak bangsa yang
   kurang dan tidak berdaya,
Tetapi mereka selalu ada jadi bisa kan menunggu
   kucuran dana berikutnya.
Dana ratusan juta bahkan mlyaran ini relakan saja
   digunakan untuk upacara,
Toh contoh nyata diberikan oleh Jakarta, demi
   kemegahan upacara negara,
Milyaran dana bolehlah dihabiskan begitu saja
   karena martabat taruhannya.
Rasanya kan aneh jika upacara kenegaraan eh
   dananya hanya jutaan saja?
Relakan ini dana wahai anak bangsa, semua
   dijamin pasti tidak akan sia-sia.
Bisakah kalian membeli semangat membara
   di dada atau kobaran api sukma
Yang menjulang tinggi ke angkasa manakala
   sang saka memenuhi angkasa?
Semua memang ada harganya, semua memang
   ada biayanya, jadi tak apa
Kami habiskan dana milyaran jumlahnya
   walau engkau lebih memerlukannya.
Berkibarlah benderaku ... lambang suci gagah perwira ...
   dan nun jauh di sana
Memang ada tetes air mata tetapi kami yakin
   kalian semua pasti juga bangga. Â
Â
Essi nomor 192 -- SDA18082012 -- 087853451949
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H