Essi 171 -- Tentang Berpuasa
Tri Budhi Sastrio
Pesan sederhananya yang harus dikumandangkan
   kapan dan di mana saja,
Hormatilah mereka yang sedang laksanakan
   kaul berpantang dan berpuasa.
Ini pesan yang pertama, sedangkan pesan kedua
   yang tak kalah pentingnya,
Hormatilah juga semua orang yang sedang tidak
   berpantang dan berpuasa.
Lho kok bisa? Ya, tentu saja bisa karena perintah
   utama sang utusan surga
Adalah mengasihi siapa saja, dan bukannya hanya
   mereka yang berpuasa.
Maka paling tepat digunakan dalam situasi ini adalah
   slogan awam sederhana
Ayo menghormati semua orang baik yang berpuasa
   atau yang tidak berpuasa.
Tradisi dan kebiasaan para pengikut sang utusan
   sorga jumlahnya satu dasa.
Mulai dari berhimpun bersama guna merayakan
   Ekaristi dan liturgi sabda,
Membaca dan meresapkan serta mengamalkan
   perintah sang utusan sorga
Yang dicatat dan disampaikan pada semua orang
   dengan sangat indahnya
Dalam ayat-ayat bahagia mempesona dan disampaikan
   dalam bentuk cerita.
Melaksanakan ibadat harian dan berdoa bersama
   dalam rukunnya keluarga,
Yang tentu saja boleh dipadu dengan doa-doa
   pribadi, doa syukur namanya,
Yang implementasinya harus ada di lingkungan
   jemaat dan masyarakat dunia
Dalam bingkai kegiatan introspeksi memeriksa
   batin sambil mengakui dosa,
Dan tentu saja tidak akan dilarang jika diawali
   dengan pantang dan puasa.
Nah, pantang dan puasa inilah yang perintahnya
   jelas-jelas ada dan nyata
Ditujukan pada semua orang yang percaya
   setelah lebih dahulu sang Putra
Melaksanakan dan menjalankan sendiri tanpa
   banyak aturan dan rekayasa.
Bahkan dalam catatan sejumlah murid-muridnya,
   teladan tentang puasa
Dari sang utusan surga sangat nyata, gamblang
   dan sungguh menjadi realita.
Dan apabila engkau berpuasa, begitulah
   sang utusan dari sorga bersabda,
Janganlah muram mukamu seperti orang-orang
   munafik biasa melakukannya.
Mereka mengubah air muka supaya orang
   melihat bahwa mereka berpuasa.
Aku berkata kepadamu - sesungguhnya mereka telah
   mendapat upahnya.
Jika engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan
   cucilah mukamu supaya
Jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang
   berpuasa, melainkan hanya
Oleh Bapamu yang ada di surga, karena hanya
   demi Dia-lah kalian berpuasa,
Dan bukannya untuk dilihat apalagi dipamerkan
   di depan banyak manusia.
Berpantang dan berpuasa telah diwajibkan dan
   dicontohkan sang utusan sorga
Karenanya adalah kewajiban mereka yang percaya
   untuk juga melakukannya.
Hanya saja seperti yang dipesankan oleh Dia
   janganlah pantang dan puasa
Dijadikan alat peraga guna pamer semata bahwa
   seseorang sedang berpuasa.
Biarlah semuanya berjalan normal seperti biasa
   sementara tekad guna berpuasa
Tak akan lekang dan tergoda oleh orang-orang
   lain yang sedang pesta pora.
Biarlah mereka yang sedang tidak berpuasa
   makan minum sepuas-puasnya
Di restoran dan rumah-rumah makan yang memang
   tetap buka seperti biasa,
Sementara kami yang sedang berpantang dan berpuasa
   melihat semuanya
Dengan hati riang dan gembira ...tetapi tentu saja
   tidak akan pernah tergoda.
Bahkan inilah hebatnya, makanan dan minuman
   melimpah di mana-mana
Tetapi tekad untuk berbakti pada yang kuasa
   dengan berpantang berpuasa
Tetap berjalan dengan khidmatnya diiringi
   roman muka riang dan gembira.
Essi nomor 171 -- SDA16072012 -- 087853451949
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H