Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Essi Nomor 169: Selamat Jalan Juragan

1 April 2021   08:17 Diperbarui: 1 April 2021   08:28 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.thejakartapost.com/

Essi 169 -- Selamat Jalan Juragan
Tri Budhi Sastrio

Yang memanggil juragan banyak, lebih banyak lagi
     yang memanggil taipan.
Dan sekarang sang juragan yang juga taipan setelah
     banyak tinggalkan kesan
Perlahan-lahan melambaikan tangan dan membisikkan
     ucapan selamat jalan.
Selamat jalan semua karena akhirnya tunai juga janji
     bakti pernah terucapkan.
Lima puluh tahun bukan waktu yang sedikit berkiprah
     di tanah bukan kelahiran,
Lima puluh tahun bukan waktu yang main-main guna
     membangun landasan
Membesarkan bisnis, meluaskan jaringan, membangun
     tahta dan kekaisaran,
Yang hanya sebagian kecil kiprah dan peran yang ukiran
     buah tangan sang taipan.
Mulai dari industri perbankan, industri makanan, sampai
     asuransi pertanggungan
Semua dirambahnya tidak hanya untuk memastikan
     bahwa topangan kekokohan
Benar-benar terpancang kokoh tak tergoyahkan tetapi
     juga untuk memastikan
Bahwa warisan raksasa bisnis kekaisaran cukup
     digunakan sampai tujuh turunan.
Selamat jalan juragan bisik sebagian, bisik lainnya
     selamat jalan wahai sang taipan.

Kalau catatan akte kelahiran dianya benar adanya
     maka usia seabad dikurangi tiga
Jelas bukan hal yang biasa untuk ukuran ini era
     khususnya di kota besar Indonesia.
Memang tidak kurang jumlah orang mencapai usia
     di atas seabad tetapi itu di Eropa
Sedangkan pada kota besar negara yang sedang
     berkembang seperti di Indonesia
Tempat jutaan liter bahan bakar dibakar setiap hari,
     usia seabad jelas semakin langka.
Dan ketika sang taipan hampir saja mencapainya,
     dua acungan jempol deh buatnya!
Usia tua memang bukan prestasi, tetapi jika yang
     mahakuasa mengkaruniakannya,
Tentulah ada maksud dan tujuannya ... dan ini juragan
     serta taipan yang luar biasa
Tentu berada dalam bingkai yang sama manakala
     usia tua dikaruniakan padanya.
Pertanyaannya apa yang dapat ditebak dari kiprah
     dan perannya selama di dunia?

Yang pertama tentu saja kekaisaran bisnisnya yang
     luar biasa bak tentakel gurita.
Tidak terbilang jumlah penduduk negeri ini yang pernah
     bahkan sedang bekerja
Pada perusahaan milik sang juragan guna mencari
     nafkah bagi keluarga mereka.
Terima kasih dan apresiasi luar biasa tentu saja
     pantas diberikah oleh siapa saja
Yang pernah bekerja, mencari nafkah, menghidupi
     keluarga, serta jadi sejahtera
Karena perusahaan milik sang taipan, walau tentu saja
     terima kasih tak terhingga
Lebih pantas diberikan oleh sang taipan kepada para
     pekerja karena tanpa mereka
Bagaimana perusahaan dan usaha dapat berjaya
     tidak hanya di seantero nusantara
Tetapi sampai jauh melambung ke mancanegara ...
     sehingga kalau anggota keluarga
Mungkin karena terlalu sibuk dan berduka
     sampai-sampai tidak sempat memikirkannya
Bolehlah catatan sederhana ini mewakili beliaunya,
     sehingga lapanglah jalan di sana.
Terima kasih tak terhingga disampaikan pada siapa
     saya yang pernah berperan serta
Membesarkan banyak perusahaan sehingga kokoh
     digdaya layaknya karang perkasa.
Singkat kata, kiprah dan peran para pekerja memang
     nyata-nyata hebat dan luar biasa.

Yang kedua, jika tak langgar etika, ayo berbicara
     tentang kesalahan dan dosa-dosa.
Meski tidak tahu berapa banyak dosa, tetapi karena
     sang taipan juga manusia biasa,
Maka logikanya pasti ada banyak dosa, bahkan
     mungkin juga sangat banyak jumlahnya.
Semua dosa rasanya akan dicatat dan diminta
     pertanggungjawabannya, ini kalau percaya.
Sang taipan yang sangat dekat dengan keluarga
     cendana, malang melintang dijamannya.
Jadi jika memang ada banyak dosa pasti dari
     kedekatan inilah yang jadi sumber utamanya.
Konsesi diberikan, ijin dimudahkan, investasi didukung
     aturan memadai, pejabat negara
Beramai-ramai memberi dukungan dengan beragam
     kebijakan, dan ... hasilnya luar biasa.
Semua usaha tumbuh berkembang, fantastis jadinya,
     dan uang pun mengalir tak hentinya.
Apa ada yang salah dengan kondisi semacam ini ...
     ha ... ha ... ha ... tentu saja tidak ada.
Bukankah memang harus seperti itu cara kerja negara,
     pemerintah dan para pejabatnya?
Lalu kalau tidak ada dan memang sudah seharusnya
     begitu peran negara dan pejabatnya?
Mana dosanya? Mana salahnya?... Inilah hebatnya
     manusia dan kehidupannya di dunia,
Bahkan dalam hal yang seharusnya biasa dan
     wajar-wajar saja, eh ... dosa bisa dibuatnya!
Konsesi diberikan tentu biasa saja, tetapi apa yang
     nanti terjadi sebagai implikasi logisnya,
Seperti aliran upeti ke pundi-pundi pejabat negara
     jelas tidak dapat dibenarkan dan diterima.
Ijin dimudahkan memang harapan semua pelaku bisnis,
     tetapi jika karena kemudahannya
Lalu aliran dana yang jelas-jelas melanggar aturan
     dan etika mengalir tak henti-hentinya,
Maka anak kecil pun tahu bahwa dalam ini aliran,
     salah dan dosa jadi bumbu penyedapnya.
Investasi didukung aturan memadai, memang begitu
      seharusnya iklim dibuat oleh negara
Jika lapangan kerja ingin ada seluas-luasnya bagi
     angkatan kerja yang banyak jumlahnya.
Tetapi kala aturan dan kebijakan dibuat sedemikian
     rupa hanya demi kepentingan semata,
Kepentingan sekelompok orang disertai dengan
     banyak langkah manipulasi data dan dusta,
Maka apalagi namanya kalau bukah salah dan dosa,
     dan tampaknya ini memang realitanya.

Sang juragan dan taipan sudah lambaikan tangan
     ucapkan selamat tinggal bagi kita semua.
Jejak langkah dan perannya tentu akan dikenang
     oleh banyak orang dan jelas sampai lama.
Dan jangan lupa di balik ucapan selamat jalan selalu
     ada kata-kata 'dan sampai jumpa pula'
Karena kita pun tampaknya pasti akan sampai juga
     ke sana, maka senyampang belum tiba,
Dan kesempatan terbuka lebar dan masih ada, maka
     tak ada salahnya jika ikut serta berdoa
Memohon ampunan pada yang mahakuasa, semoga
     terus berkenan ampuni salah dan dosa
Karena tanpa ini bagaimana manusia bisa
     menghadapi murka dan hukuman dari beliaunya?
Sang juragan luar biasa sudah ada di sana,
     catatan untuknya tentu sudah siap untuk dibuka.
Berapa banyak kesalahan dan berapa besar dosanya,
     itu sih misteri dan bukan urusan kita,
Tetapi ikut serta mendoakan tentu saja tidak ada
     karena anjurannya memang ada.
Semoga sang maha pengampun berkenan selalu
     bermurah sehingga bagi semuanya saja
Sehingga peluang untuk duduk bersama mengikuti
     pesta abadi di alam sana selalu terbuka.
Selamat jalan juragan, selamat jalan taipan, sampai
     nanti tiba masanya kita berjumpa pula.

Essi nomor 169 -- JKT15062012 -- 087853451949

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun