Essi 167 -- Dalang Hambalang Tunggang Langgang
Tri Budhi Sastrio
Â
Konon para hulubalang pernah datang
   .
Yang dibicarakan berkaitan dengan bakti pada
   negara dulu dan sekarang.
Dulu para hulubalang mendengarkan satu perintah
   dari pagi sampai petang.
Kalau bukan mahapatih sendiri, yang memang
   komandan para hulubalang,
Biasanya perintah langsung datang dari singgasana
   dan bergema lantang
Tidak hanya dalam hati hulubalang tetapi juga
   terdengar di seantero padang.
Singkat kata perintah raja ibarat menara yang
   bangunannya tinggi menjulang
Semua dapat melihat dengan jelas hingga tak ada
   lagi kata ragu dan bimbang.
Sekarang semuanya berubah, bahkan kecoa pun
   bisa bicara keras dan lantang
Dan anehnya kecoa pun nyatanya harus didengarkan
   dan ditimbang-timbang,
Jika hanya satu kecoa cukup diinjak beres,
   tetapi jika jumlahnya tak terbilang,
Wow, bahkan para komandan garang dan
   panglima tertinggi angkatan perang
Harus berpikir berulang-ulang bagaimana cara
   membasmi ini suara sumbang.
Sekarang babak baru kasus Hambalang
   naik ke podium dan berdansa di sana
Pada awalnya hanya ada satu penari menari
   berputar-putar ke sini dan ke sana
Lalu penarinya semakin banyak ikut berputar-putar
   dan berdansa riang gembira
Tetapi sang penari utama tampaknya sedang
   sibuk berhias diri di depan kaca,
Waktunya belum tiba, mungkin ini istilahnya,
   jadi para pemirsa haruslah setia
Setia menunggu dan bersabar sebisa-bisanya
   karena siapa tahu sang sutradara
Berhasil juga mendorong sang penari utama
   naik ke pentas untuk ikut menari juga.
Kalau ini berhasil maka dua acungan jempol
   dan kata pujian 'boleh juga nih KPK'
Tidak ada salahnya diberikan pada komisi pimpinan
   orang yang sandang nama
Bapak Segala Bangsa, karena satu kasus terungkap
   juga walau senyatanya
Masih ada sejuta kasus lainnya menunggu untuk
   dikuak karena korupsinya
Bukan saja terang benderang bak sinar surya
   di bukit dan padang belantara
Tetapi pelakunya lengkap ada dan yang
   menjengkelkan eh mereka terus saja
Melanjutkan praktek perilaku yang jelas-jelas
   merugikan bangsa dan negara.
Bahkan hebatnya puluhan modus dan gaya baru
   guna merompak uang negara
Terus saja diciptakan di depan hidung penegak
   hukum negara dan reaksinya?
Eh ... biasa-biasa saja, entah memang tidak
   berdaya atau berlagak pilon semata,
Memang kurang jelas juga, tetapi para penegak
   hukum negara, polisi dan jaksa,
Tidak ikut aktif membantu menangani dan segera
   menangkap semuanya saja
Yang jelas-jelas telah merugikan uang negara ...
   kalau yang lama misalnya saja
Sulit dikuak seketika karena memang ada banyak
   barang bukti harus didata segala,
Tetapi korupsi yang baru kan tidak kurang jumlahnya,
   simak saja milyaran dana
Yang setiap hari digunakan untuk kepentingan
   perjalanan dinas umpamanya.
Cukup terjunkan sejumlah petugas guna
   memeriksa semua transaksi ini dana
Yang digunakan selama bulan terakhir di semua
   departemen dan instasi negara.
Akan sangat mengherankan jika tidak ada
   manipulasi pada sektor yang ini saja.
Kembali ke Hambalang, dalang-dalang yang
   memainkan wayang Hambalang,
Entah mengapa mulai gemetar dan bahkan
   sebagian tunggang langgang rasanya.
Ambang tumbang para ini dalang rasanya tidak
   lama lagi akan segera menjelang.
Semoga saja kesadaran mulia tetap menyeruak
   di antara kepanikan raga dan jiwa
Sehingga para dalang tidak tergoda menggunakan
   sisa-sisa dana dan harta benda
Untuk membentuk dan membiayai front pembela
   iblis guna membela tingkah mereka.
Tunggang langgang dan tumbang semoga tidak
   disandingkan dengan dosa lainnya
Essi nomor 167 -- SDA06062012 -- 087853451949
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H