"Persoalan macam apa sih, ma?" tanya Mangara lagi. "Kata teman-teman Manggara kalau hari Natal dan tahun baru semua pekerjaan diliburkan tetapi papa kok tidak libur. Ma, aku ingin di gendong papa lagi, ma...."
"Papa pasti juga ingin mengendongmu, nak. Oh ya, nyamuk semakin banyak di sini, ayo kita pulang saja. Mama paling tidak tahan digigit nyamuk. Gatal dan panas rasanya.
"Manggara juga tidak senang digigit nyamuk. Nyamuk itu nakal-nakal ya, ma."
Wanita cantik itu mengangguk sambil menggandeng tangan anaknya. Keduanya melangkah meninggalkan taman yang semakin gelap.
"Besok Manggara harus sekolah. Tidak ada PR?"
"Tidak ada ma."
"Oh ya, tadi sore Sonny mencari Manggara. Katanya, Manggara mau diajak main sepak bola. Manggapa pandai main sepakbola, ya?"
"Pandai, ma. Tiga hari yang lalu Manggara kan bermain sepakbola di lapangan. Mama tahu, berapa gol yang berhasil Manggara masukkan?"
"Hmm, berapa ya?" kata wanita cantik itu, yang mulai pulih kegembiraan dan kelincahannya. "Seandainya mama tahu cara bermain Manggara mungkin mama bisa menebak berapa gol yang berhasil Manggara masukkan."
"Lima gol, lho ma. Penjaga gawangnya sampai berkali-kali mendelik pada Manggara."
"Oh ya?"