Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Essi Nomor 301: Cahaya Suka Cita

9 Desember 2020   21:53 Diperbarui: 10 Desember 2020   02:53 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.paintedchrist.com/

Essi 301 - Cahaya Suka Cita

Hendaklah seluruh bumi bersorak-sorai dan semua penghuni langit bersukacita
Karena yang Kudus utusan surga telah datang guna mewartakan berita gembira.
Semua mahluk gegap gempita bersuka-cita dan bersama lantunkan pujian mulia,
Sementara alam semesta, bentangan cakrawala dan hamparan samudera raya
Ikut gemuruh mewartakan kabar nan gembira pada semua mahluk dan bangsa.
Inilah catatan sukacita yang ditulis para nabi dalam kitab suci guna sambut Dia
Yang diutus dari surga, turun ke dunia dan berbaur dengan manusia, atas sabda
Dan titah langsung dari sang pencipta lalu ... mulailah Dia yang gemar bercerita
Menyampaikan semua ajaran dalam perumpamaan, kisah dan cerita nan mulia.

Ajakan pertama disampaikan pada sejumlah nelayan sederhana agar mau serta
Sehingga tak lagi hanya menjala ikan seperti yang selama ini dilakukan mereka.
Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia, jelas ajakan mulia
Yang tak mungkin ditolak oleh siapa saja bahkan seandainya itu dikatakanNya
Di jaman serba modern dan multimedia, karena siapa yang tak akan tertarik jika
Ajakan datang langsung dari utusan surga dan kerjanya juga menarik luar biasa.
Disela-sela banyak ajaran yang disampaikan melalui cerita tidak jarang kuasa
Juga ditunjukkan agar supaya setiap telinga mendengar, setiap mata terbuka,
Setiap jiwa sadar, bahwa kuasa di langit dan di bumi yang diserahkan padaNya
Memang benar adanya, bukan dusta dan karangan saja, dan sebagai buktinya
Banyak yang kerasukan dipulihkan, banyak yang sakit disembuhkan, dan juga
Banyak yang mati dibangkitkan, semua dilakukan guna kemuliaan Bapa semata.

Sebelumnya satu peristiwa luar biasa harus dinyatakan sebagai titik tolaknya,
Ketika sang utusan surga meminta penyeru di padang gurun memandikannya.
Yang diminta pada mulanya menolak karena bagaimana bisa dia yang hina
Eh ... tiba-tiba saja harus memandikan utusan surga yang jauh lebih mulia.
Memang benar dari semua pria yang dilahirkan dari rahim wanita tidak ada
Yang lebih besar darinya, tapi yang terkecil dari surga jauh lebih besar darinya,
Padahal pria yang ada di depannya ini jelas-jelas orang nomer dua di sana
Lalu bagaimana dia berani, tetapi tegas katanya 'biarlah hal itu terjadi, karena
demikianlah sepatutnya kita menggenapkan kehendak Allah',
Karenanya apalagi yang dapat dilakukan kecuali mengikuti dan melaksanakan perintahNya?
Lalu tebukalah langit dan suara mulia dari surga turun ke dunia berkata bahwa
'Inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan. ' Dengarkanlah Dia!  
Dengan perintah dan permaklumatan yang sangat jelas seperti ini tampaknya
Tak ada lagi keraguan dan kesangsian bahwa semua ajaranNya yang mulia
Haruslah didengarkan, direnungkan, dan dijalankan ... ya kami dengarkan Dia!

Ke tanah Galilea dan Yudea Aku akan berkelana karena di sana semua sabda
Harus disampaikan, dicatat, dilaksanakan oleh mereka-mereka yang percaya.
Yang datang akan berasal dari banyak kota ternama di seluruh pelosok dunia
Karena terang dan cahaya dunia memang telah memancar gemilang pertanda
Gelap tak lagi berkuasa dan yang tersisa hanyalah rona wajah-wajah gembira
Menyambut datangnya sabda tuntunan hidup bahagia agar kelak semuanya
Layak mengikuti perjamuan bahagia di surga karena telah laksanakan sabda.
Tegakkan tenda lebar dekat bandara, laksanakan sabda agar selamat sejahtera.

Tri Budhi Sastrio - Essi 301 -- SDA10012012 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun