Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kasidi Nomor 258: Berdoa Tidak Jemu-jemu

4 Desember 2020   16:28 Diperbarui: 4 Desember 2020   16:38 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://gmiem.blogspot.com/2018/07/what-did-he-pray-in-mountain.html

Kasidi 258  Berdoa Tidak Jemu-Jemu

Sebagai pendahuluan pengajaran tentang hakim yang lalim, Tuhan justru memberi perintah yang 'dahsyat' tentang DOA. Ya tentang doa yang tidak jemu-jemu, setelah sebelumnya pernah mengajarkan tentang doa yang seharusnya tidak boleh bertele-tele. Tuhan berkata  '... suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.'

Mengapa harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu, dengan tidak bosan-bosan, dengan tidak kenal lelah? Silahkan diberi makna sendiri-sendiri, tetapi Kasidi beranggapan perintah ini diturunkan karena Tuhan tahu persis bahwa kita yang percaya padaNya mempunyai hobi tidak jemu-jemunya melanggar perintah, tidak bosan-bosannya mengabaikan pesan-pesan utamaNya, dan tidak kenal lelah jatuh ke dalam kesalahan dan dosa yang sama. Dengan hobi dan kelemahan semacam ini masih adakah yang meragukan perintah untuk tidak jemu-jemu berdoa?

Dalam doa ada peluang besar untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Dalam DOA ada kesempatan untuk kembali mendengarkan perintah Tuhan dan merenungkan mengapa gagal dijalankan, dan memohon kekuatan agar nanti bisa, dan memohon ampunan atas semua kesalahan dan dosa pada sesama yang timbul sebagai akibatnya.

Perintah hebat yang seratus persen berpihak pada kita yang lemah ini adalah karunia luar biasa bersama-sama dengan kerendahan dan kemurahan hati, karenanya ayo ditaati sehingga APA yang dikhawatirkan Tuhan dalam: '... Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?' tidak menjadi kenyataan. Tuhan itu cerdas luar biasa dan otoritasnya meliputi langit dan bumi, jadi semua perintahNya tentu benar, mengikat dan abadi, serta menjangkau jauh ke depan dan visioner. Jadi ya ikuti dan jalankan saja. Kasidi no. 258 - - tbs-16102016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun