Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kasidi Nomor 236: Ilalang dan Gandum

1 Desember 2020   13:50 Diperbarui: 3 Desember 2020   03:55 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://br.pinterest.com/indrilvk/benih-gandum-ilalang/

Kasidi 236  Ilalang dan Gandum

Ketika Tuhan berkata: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki,' semua orang paham bahwa yang dimaksud adalah ajaran yang diajarkan tetapi tidak dilaksanakan. Rajin diajarkan tetapi jika nyata-nyata merepotkan dan merugikan diri sendiri maka orang lain yang diminta melakukan. Itu dulu, lalu bagaimana sekarang? Meskipun modus dan bentuk mengalami banyak perubahan tetapi esensi kemunafikan sama.

Hasutan dan fitnah dibalut dengan perilaku menjilat yang memuakkan terus saja berlangsung dengan teknik makin halus dan terselubung. Orang-orang munafik, penghasut dan penjilat, penipu dan pendusta, yang berbaur dan menyatu dengan kita, walau dengan mudah dapat dirasakan tetapi jika diminta untuk 'tunjuk hidung' menjadi tidak mudah karena bukan saja parameternya samar dan hampir tidak tampak tetapi juga hampir mustahil memperoleh pengakuan langsung dari yang bersangkutan.

Yang juga mengherankan adalah para cerdik pandai dan berkuasa yang membiarkan para penghasut dan penjilat ini berjaya dengan memfasilitasi lahan subur tempat mereka bertumbuh subur. Atau jangan-jangan ini semua memang harus terjadi seperti ilalang dan gandum dibiarkan tumbuh bersama sampai tiba masanya panen tiba?

Entahlah, tetapi yang penting, sesuai dengan karunia kerendahan dan kemurahan hati adalah kewajiban setiap orang untuk juga berdoa bagi orang-orang munafik, penghasut dan penjilat, penyesat dan pendusta. Inilah hebat dan mulianya ajaran Kasih.

Kasidi juga mencatat bahwa kasih itu abadi dan tidak berkesudahan dalam memaafkan dan mengampuni seperti yang dicontohkan dan diteladankan oleh Tuhan. Kasidi no. 236 - -- tbs/sda -- 02102016

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun