Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kasidi Nomor 264: Datang untuk Kedua Kalinya

30 November 2020   20:51 Diperbarui: 30 November 2020   21:03 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://artsandculture.google.com/

Kasidi 264  Datang Untuk Kedua Kalinya

Memang ada dicatat bahwa Tuhan, bahwa Nabi Isa, akan datang untuk kedua kalinya dalam rangka mengadili semua orang hidup dan mati. Ya semua orang dari segala bangsa dan golongan, dari semua kelompok keyakinan dan agama. 

Kapan itu? Inilah yang misteri dan hanya Allah sendiri yang tahu. Tanda-tandanya? Ada dan dicatat tetapi bagaimana yang sekarang terjadi bersamaan adalah yang dimaksud, ini juga misteri besar. Manusia boleh menebak tiap ada kejadian yang mirip, tetapi sejauh ini tebakan itu salah.

Kasidi sendiri sudah berulang kali membaca salah satu catatan berikut: 'Ia berkata kepada mereka: "Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan, dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit ... 

Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang.'

Catatan ini kadang hampir lengkap terjadi pada saat bersamaan saat ini, tetapi tampaknya belum merupakan saat kedatangan Tuhan yang kedua. 

Tiap orang tentu saja bebas berasumsi dan beropini tetapi catatan sejarah menunjukkan bahwa dengan gegabah membandingkan sejumlah kejadian aktual dengan apa yang dicatat dan disampaikan oleh Tuhan lalu dengan mudah mengambil kesimpulan, maka hasilnya dapat  'salah besar'. 

Perang, gempa, banjir, badai, penyakit, bahkan benci, dendam, fitnah, mungkin terjadi bersamaan dengan intensitas meningkat, tetapi belum tentu ini semua tanda berakhirnya jaman. 

Yang terjadi mungkin saja hanya fenomena alam dan fenomena kehidupan biasa, jadi ya jangan cepat-cepat dikaitkan, meskipun gempa paling anyar di negeri tercinta ini cukup tidak seperti biasanya, terjadi di Laut Jawa, sementara bangsa melawan bangsa ya terjadi nun jauh di sana. Kasidi no. 264 - -- tbs/sda -21102016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun