Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kasidi Nomor 265: Dua Kitab Satu Kehidupan

30 November 2020   19:49 Diperbarui: 23 Januari 2022   08:14 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasidi 265  Dua Kitab Satu Kehidupan

Pernah membaca 'essi' berjudul 'Dua Kitab Satu Kehidupan'? Tampaknya belum ya? Diimajinasikan Tuhan menuliskan dua kitab kehidupan untuk masing-masing orang. Kitab yang pertama ditulis dengan menggunakan sifat kemahakuasaan Tuhan.

Karena mahakuasa maka Ia mampu menentukan segalanya. Semua telah ditentukan, semua dicatat, dan semua tentu saja terjadi tepat sama. Seinci pun tidak ada yang salah, satu pun tidak ada yang meleset.

Kitab yang kedua ditulis tanpa menggunakan sifat mahakuasanya. Manusia bebas menentukan dan memilih berdasarkan kemauan dan kehendaknya. Tuhan benar-benar tidak menggunakan sifat mahakuasanya. Dia hanya menggunakan sifat mahatahunya. 

Manusia bebas lakukan apa saja dan Tuhan hanya mencatat saja. Karena mahatahu maka semua yang telah, sedang dan akan terjadi tercatat dengan rapi dan sempurna serta tepat akurat. Tidak ada yang luput tidak ada yang terlewat.

Bravo, dua kitab selesai dan apa yang mengejutkan dari dua kitab ini jika kita mendapat kesempatan untuk membacanya? Isi keduanya ternyata persis sama. Yang tertulis dalam dua kitab sama persis. Semua sama, satu pun tidak ada yang beda.

Hahaha, coba bayangkan akan seperti apa wajah anggota dua kelompok yang selama ini bersitegang karena yang satu mengatakan semua ditentukan oleh Tuhan dan yang lain mengatakan manusia bebas dengan kehendak bebasnya?

Mereka pasti akan heran setengah mati karena ternyata perbedaan besar laksana jurang tidak terseberangi yang selama ini dianggap ada ternyata sama sekali tidak ada. Semua sudah dicatat, semua diketahui. Tidak ada yang rahasia bagi Tuhan, tidak ada yang tidak diketahui, baik yang dulu, yang sekarang, atau yang nanti. Kasidi no. 265 - -- tbs/sda - 22102016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun