Kasidi 209 Â Nasib dan Takdir
Ketika harus menjelaskan 'nasib dan takdir' penggalan sabda Tuhan berikut digunakan meskipun di dalamnya sama sekali tidak ada dua kata itu sendiri. 'Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekor pun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. Dan kamu, rambut kepalamu pun terhitung semuanya.'
Tentu saja ada yang sepakat dan tidak sepakat, dan hal semacam ini lumrah terjadi meskipun kondisi semacam ini tidak mengubah keyakinan yang sudah terbentuk. Lebih jauh ada yang mengaitkan sabda ini dengan kejahatan.
Apakah TUHAN mengizinkan adanya dan terjadinya kejahatan? Jawabnya ya karena kalau tidak maka tidak mungkin sebuah kejahatan dapat ada dan bisa terjadi. Kasidi no. 209 ikut serta menegaskan masalah ini dengan mengutip penjelasan berikut.
Iman memberikan kepastian kepada kita bahwa Allah tidak akan mengizinkan kejahatan jika Dia tidak menyebabkan suatu kebaikan yang datang dari kejahatan itu. Hal ini dilaksanakan oleh Allah dengan cara yang menakjubkan dalam wafat dan kebangkitanNya. Kenyataannya, dari kejahatan moral paling besar dari semuanya, pembunuhan Tuhan, Dia membawa kebaikan yang paling besar dari semuanya yaitu kemuliaan Tuhan dan penebusan kita (2009: 37).
Sama halnya dengan masalah nasib dan takdir. Ada yang percaya bahwa keduanya ditentukan oleh Tuhan, ada yang percaya cuma satu yang ditentukan Tuhan, yang lain murni usaha manusia sendiri, ada juga yang tidak percaya Tuhan ikut campur dalam hal ini.
Sebenarnya tidak masalah mau percaya atau tidak percaya, tapi yang sangat jelas adalah bahwa Sabda Tuhan itu pasti benar, abadi dan mengikat. Nah, yang ini jelas-jelas Sabda Tuhan, bukan? Jadi ya pasti benar.
'Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekor pun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. Dan kamu, rambut kepalamu pun terhitung semuanya.' Â Kasidi no. 209 - Â tbs/sda -13092016
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI