Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kasidi nomor 142 - Malaikat Pelaksana Hukum Abadi

30 Mei 2018   11:19 Diperbarui: 30 Mei 2018   11:29 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: facebook.com/St-Michael-All-Angels-195076271137

Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa pada 8 Agustus 1851, Paus Pius IX, memberikan persetujuan resmi atas devosi bagi Sang Malaikat Agung yang juga dikenal sebagai Malaikat Pelaksana Hukum Abadi. Persetujuan resmi ini berlaku sampai sekarang dan juga nanti, sehingga bagi mereka yang percaya dan mau, silahkan mendaraskan doanya. 

Jika dilakukan setiap hari disertai dengan pengakuan dosa dalam misa kudus, indulgensi penuh dipercayai akan dianugerahkan pada mereka yang percaya, yang dalam tangannya digenggam Rosario, begitu yang diketahui Kasidi.

Lalu apa sebenarnya yang paling esensi pada banyak devosi? Kasidi beranggapan bahwa permohonan ampunan atas segala kesalahan dan dosa adalah hal yang paling utama, hanya saja haruslah segera dilanjutkan dengan melakukan perintah utama Tuhan guna mengasihi dan mengampuni sesama.  Apakah ada cara lain untuk memohon ampunan? Tentu saja ya, tidak hanya melalui devosi pada Malaikat Agung ini.

Meskipun demikian, bagi yang tertarik, percaya, dan mau, silahkan gunakan doa untuk Santo Mikhael ini, sambil pada saat yang sama terus dikembangkan dua sikap utama ajaran Tuhan, yaitu murah hati dan rendah hati, karena dalam dua sikap ini semua yang jahat dan tidak benar akan lebur dengan sendirinya. Suradira jayaningrat lebur dening pangastuti. 

Selamat berdevosi dalam masa yang dikenang sebagai masa masuknya Tuhan ke kota yang sudah pasti akan membunuhNya. Tentu saja tidak hanya pada hari-hari seperti ini saja devosi dapat dilakukan melainkan setiap hari bagi yang berkenan, mau, percaya, dan mempunyai waktu untuk itu.

Lalu apa kaitan ketekunan berdevosi dengan iman, dengan iman yang total, dengan percaya yang total pada Sang Mahakuasa? Tentu ada hanya saja sangat tidak mudah menjelaskannya karena tatkala tiba pada tingkatan yang ini, relasi pribadi seseorang dengan Yang Mahakuasa, menjadi misteri yang hanya diketahui oleh Dia. Bahkan pribadi yang bersangkutan kadang kala tidak mengetahui dengan pasti apa yang sedang terjadi, tetapi devosi total dalam bingkai percaya yang total, tampaknya cukup jika bersamaan dengan itu keinginan untuk memberikan empati dan ampunan pada sesama, baik yang mulia maupun yang hina, terbentuk dan terus berkobar-kobar menyala.

Tuhan tidak memerlukan apa-apa, maka dari itu semua perintah dan ajaranNya pada akhirnya selalu ditujukan pada orang-orang sederhana, orang-orang rendah, orang-orang hina, orang-orang yang tersesat, orang-orang yang berdosa. Apakah berani sambil meminta ampunan bagi diri sendiri juga dimohonkan ampunan pada semua orang, baik orang yang dikasihi atau orang yang justru tidak dikasihi? Kasidi no. 142 - 087853451949 -- SDA30032018  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun