Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Essi Nomor 057 - Abraham Bapa Segala Bangsa

3 November 2017   10:15 Diperbarui: 3 November 2017   10:42 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.quotemaster.org

Abraham Bapa Segala Bangsa

Tatkala dipanggil ke tanah Kanaan, tiba-tiba saja,
Dari tempat yang subur makmur di Mesopotamia,
Orang yang satu ini berani berangkat begitu saja
Karena iman percaya yang kuat pada yang kuasa,
Begitu dicatat dalam kitab suci, tentang ini cerita,
Cerita si penyandang nama yang amat luar biasa.
Walaupun dia itu sama sekali tidak tahu dan buta
Keadaan tanah terjanji yang dijanjikan oleh Bapa
Tapi karena iman yang tebal dan sangat percaya
Pada semua perintah yang datangnya dari surga,
Bapa orang beriman ini, ajak semua pengikutnya
Pergi ke tanah pusaka, atas sabda yang diterima.
Di tanah pusaka ini, akan tersebar keturunannya
Penuhi seluruh bumi sampai ke relung-relung gua,
Sebanyak bintang di langit dan pasir di samudera;
Dia akan dipanggil sebagai bapak segala bangsa
Sejak sabda didengar sampai dengan akhir dunia.

Nama Abraham sendiri juga punya banyak makna.
Ada yang percaya maknanya bapa segala bangsa,
Meskipun tak sedikit yang juga yakin bahwasanya
Orang dari seberang sungai itu yang tepat makna,
Yang kemudian dipanggil Bapa, ke tanah pusaka,
Yang memang akan diwarisi sebagai bapa bangsa.
Singkat kata Abraham itu adalah nama yang mulia
Semulia yang langsung memberi yaitu Allah Bapa,
Allah penguasa dan pencipta alam semesta serta
Isinya yang luar biasa karena rumit tapi sederhana.
Sekarang Abraham sang nama mulia berkibar ceria
Walau sering dilupakan dari pada diingat oleh kita.
Nama muncul. serta mencuat di seantero persada
Nusantara karena semua anggota DPR komisi tiga
Sepakat mengangkat, walau timbul kesan tiba-tiba,
Si Abraham menjadi sang ketua KPK yang perkasa
Yang peran, tugas, dan kewenangannya luar biasa,
Membuat koruptor gemetar walau baru disebut saja,
Apalagi sampai dipanggil dengan dua bukti segala.
.
Abraham Samad tak sama Abraham Bapa Bangsa,
Yang sejak awal mula ada dalam kitab suci agama.
Keduanya pasti berbeda walau nama awal ya sama
Karena yang kedua adalah nabi pilihan dari surga,
Sedangkan yang pertama hanyalah manusia biasa
Walau kebetulan saja yang pertama sandang nama
Yang persis sama kemudian nama itu mencuat kala
Terpilih ketua KPK, hantu bagi maling dana negara.
Persoalannya sekarang apakah ketua baru kapeka
Yang menggunakan nama nabi mulia bapa bangsa
Berani bertindak tegas, jujur, lurus, pantang dusta
Dan tidak gentar pada siapa saja, juga penguasa?
Ini taruhan besar, yang ada di pundak sang ketua
Sedangkan rakyat jelata yah berharap senantiasa,
Bahwa yang terpilih jadi ketua KPK berani perwira
Walau mungkin saja terpilih, karena calon lainnya
Dianggap kurang pas saja serta bukannya karena
Si Abraham Samad ini yang amat sangat istimewa.

Janji ketua KPK yang baru tampaknya banyak juga.
Depan anggota komisi tiga, janji berapi-api dibuka.
Salah satu diantaranya adalah tekad ia guna hanya
Tangani kasus korupsi mega, korupsi yang raksasa
Bukannya perkara korupsi ecek-ecek yang kiranya
Cukup ditangani anggota bhayangkara serta jaksa
Agar energi kapeka tidak terbuang sia-sia percuma,
Sementara tunggakan korupsi mega serta raksasa
Masih seperti gunung menggantung di mana-mana.
Inilah janji sumpah nan setia seorang ketua kapeka
Yang disampai hampir pada setiap kumpul bersama
Atau kalau ia harus tampil depan media, hanya saja
Gaya seperti ini, sebaiknya segera dihentikan saja.
Mengapa? Karena pengalaman lukiskan, ada fakta,
Jikalau di awal terlalu banyak bicara pada akhirnya
Kalau tak terpaksa berkelit dan berdusta, biasanya
Ya semacam ujaran 'bongkar panji di teluk Jakarta'
Kalau bukan ringan ingkar janji, ya memeluk dusta.

Silahkan saja pak ketua dan lainnya semua bekerja,
Bawa ke meja hijau itu pelaku korupsi uang negara,
Jangan cuma jagoan umbar janji di sini dan di sana,
Karena nanti kalau gagal, tak bisa menuntaskannya,
Bukankah seperti tepuk air di dulang, pada akhirnya
Akan terpercik di muka juga; jadi bagus tidak bicara
Tetapi terus saja bekerja, sikat para maling durjana.
Juga selalu ingat bahwa anda semua manusia biasa
Bukannya para dewa yang bisa melakukan apa saja.
Juga latar belakang yang tak mungkin sehalus sutra
Serta seputih kertas mutiara, pasti ada bercak noda.
Kelam dan hitam masa lalu bisa saja di mana-mana,
Jika diungkap media dampak pasti sangat luar biasa
Mulai dari sekedar nista sampai anda tidak berdaya.
Karenanya ya terus bekerja secara jujur dan terbuka
Bukannya umbar janji dimana-mana, serta jika bisa
Segera dibuka saat ini juga semua bercak dan noda
Yang pernah ada di masa-masa sebelum ada di KPK.

Dr. Tri Budhi Sastrio -- tribudhis@yahoo.com
HP. 087853451949 -- SDA07122011 -- Essi no. 057

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun