Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenang Ilmuwan Peraih Dua Nobel

22 November 2013   15:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:48 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Mengenang Ilmuwan Peraih Dua Nobel

Sampai saat ini hanya dua organisasi dan empat orang di dunia yang pernah menerima hadiah nobel lebih dari satu kali. Organisasi Palang Merah Internasional bahkan menerima hadiah nobel sampai tiga kali pada tahun 1914, 1944, dan 1963. Dua tahun yang pertama terjadi semasa berkecamuknya dua perang dunia, sedangkan tahun yang terakhir bertepatan dengan ulang tahun keseratus organisasi yang sangat bergengsi ini. Organisasi lain yang menerima hadiah nobel lebih dari sekali adalah Komisi Tinggi Pengungsi PBB karena perannya menangani dan membantu pengungsi yang jumlahnya sangat banyak pada tahun 1954 dan 1981.

Empat orang yang pernah menerima hadiah nobel lebih dari sekali semuanya ilmuwan. Tetapi dari empat orang ini sebenarnya hanya dua orang saja yang pernah menerima hadiah nobel sampai dua kali dalam bidang ilmu yang sama, yaitu kimia dan fisika, sedangkan dua ilmuwan yang lain menerimanya dalam bidang ilmu yang berbeda. Ada yang berhasil menggabungkan kimia dan fisika, dan ada juga yang berhasil menggabungkan ilmu kimia dan perdamaian, Empat orang yang sangat istimewa itu adalah Marie Curie, Linus Pauling, John Bardeen, dan Frederick Sanger.

Marie Curie, sebuah nama yang tentunya tidak asing bagi para siswa dan mahasiswa yang menyukai fisika. Ilmuwan luar biasa ini memenangkan hadiah nobel dalam bidang fisika pada tahun 1903. Hadiah nobel diberikan karena keberhasilannya mengenali ‘radioaktivitas’. Delapan tahun kemudian dia kembali dianugerahi nobel karena keberhasilannya mengisolasi radium murni. Jadilah dia orang pertama yang berhasil memenangkan nobel dalam dua bidang ilmu pengetahuan yang berbeda. Fisika dan kimia. Luar biasa. Dia lahir pada 7 November 1867 meninggal dunia pada 4 Juli 1934. Label yang dapat dilekatkan pada wanita ini tampak seperti berikut (1) wanita pertama pemenang nobel; (2) satu-satunya wanita yang memenangkan nobel untuk dua kategori ilmu pengetahuan yang berbeda; dan (3) satu-satunya orang yang berhasil memperoleh nobel dalam dua disiplin ilmu pengetahuan yang berbeda.

Linus Pauling lain lagi ceritanya. Pada tahun 1954 dia memenangkan nobel karena perannya yang luar biasa dalam mengenali ikatan senyawa kimia dan aplikasinya terhadap struktur kompleks sejumlah senyawa. Dan hebatnya pada tahun 1962, Pauling dianugerahi nobel perdamaian karena kegiatannya yang tidak kenal menyerah dalam menyerukan perlucutan senjata nuklir. Dua hadiah nobel ini menjadikan dia satu-satunya orang yang mampu menggabungkan dua hadiah nobel dari ranah yang sama sekali berbeda, kimia dan perdamaian. Dia yang dilahirkan pada 28 Februari 1901 dan meninggal dunia pada 19 Agustus 1994 kemudian dikenal sebagai salah seorang yang meletakkan dasar-dasar kimia kuantum dan biologi molekuler. Sebuah prestasi yang tentu saja sulit ditandingi.

John Bardeen, pemenang nobel yang lain, tentu saja tidak kalah memukau prestasinya. Dia yang dilahirkan pada 23 Mei 1908 dan meninggal dunia pada 30 Januari 1991 merupakan satu-satunya orang yang memenangkan hadiah nobel dalam bidang fisika sampai dua kali. Meskipun dia memenangkan nobel tidak seorang diri, selalu bersama-sama dengan dua teman ilmuwan yang berbeda, tetapi prestasi yang dicapai tetap sangat cemerlang. Pada tahun 1956, bersama-sama dengan William Shockley dan Walter Brattain, berkat penemuan transistor, nobel pun untuk mereka bertiga. Kemudian pada 1972, bersama-sama dengan Leon N. Cooper dan John Robert Schrieffer, berkat penemuan teori yang berkaitan dengan superkonduktor, yang kemudian dikenal sebagai teori BCS, hadiah nobel dalam bidang fisika berhasil direbut. Dua kali berhasil merebut hadiah nobel dalam bidang ilmu pengetahuan fisika belum tertandingi sampai dengan tahun 2013 ini.

Tiga ilmuwan luar biasa ini telah lama berpulang. Marie Curie pada 1934, John Bardeen pada 1991, dan Linus Pauling pada 1994. Catatan berikut ditujukan pada ilmuwan keempat dari kelompok ilmuwan yang berhasil memenangkan dua hadiah nobel, yang baru saja meninggal dunia di Cambridge, Inggris, pada hari Selasa, 19 November 2013. Dia adalah Frederick Sanger, yang lahir pada 3 Agustus 1918 di Rencomb, Inggris.

Dr. Frederick Sanger dua kali memenangkan hadiah nobel dalam ilmu kimia. Yang pertama pada tahun 1958 karena keberhasilannya menentukan struktur molekul insulin, dan yang kedua pada tahun 1980 karena berhasil menemukan sebuah metode yang terbukti handal dalam menentukan urut-urutan dasar DNA.

Dalam kata-kata Denise Gellene, hadiah nobel tahun 1958 diterima oleh Sanger karena kemampuan dan kepiawaiannya menunjukkan bagaimana asam amino saling terhubung dan terikat untuk menghasilkan insulin. Penemuan ini ternyata tidak hanya sangat membantu mereka yang memerlukan terapi insulin tetapi juga memungkinkan banyak ilmuwan menggunakan penemuan ini untuk menganalisis segala macam dan bentuk protein dalam tubuh manusia.

Apa yang ditemukan Dr. Sanger berikutnya, yang membuat komite nobel pada tahun 1980 menjatuhkan pilihan padanya untuk menerima hadiah nobel kimia yang kedua, ternyata jauh lebih dahsyat lagi pengaruhnya bagi ilmu pengetahuan. Sebuah metode untuk membaca kode-kode molekul yang pada akhirnya akan membentuk kode genetik, berhasil diformulasikan dengan gemilang. Penemuan ini seperti membuka gerbang bagi semua ilmuwan yang berlomba-lomba mengembangkan bioteknologi dan memberikan perangkat dasar serta utama bagi para ilmuwan lainnya yang dengan tekun terus berusaha memecahkan kode DNA dalam kurun waktu dua dekade berikutnya.

Hadiah nobel tahun 2013 telah diumumkan, dan empat ilmuwan luar biasa yang semuanya sekarang telah berpulang ini, belum memperoleh teman baru. Belum ada ilmuwan lain yang berhasil memperoleh dua hadiah nobel dalam ranah ilmu pengetahuan. Bisa saja nanti ada dan bisa saja ilmuwan tersebut berasal dari Indonesia, umpamanya. Memang bisa saja tetapi entah kapan. Sedangkan untuk ilmuwan Indonesia jalan yang harus ditempuh tampaknya masih panjang, bahkan sangat panjang, untuk dapat sejajar dengan rekan-rekannya yang dianugerahi hadiah nobel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun