Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kursi oh Kursi

19 Januari 2012   09:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:41 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kursi … Oh … Kursi …

Kalau ditanya kapan kira-kira kursi ditemukan dan oleh siapa maka tampaknya

Bukan saja tidak banyak yang dapat menjawabnya – mungkin juga tidak ada –

Tetapi jawaban yang diberikan pun pasti akan diragukan kebenarannya karena

Selain dari catatan sejarah dan artefak tinggalannya maka tampaknya manusia

Yang belum mampu memutar dan memundurkan waktu kembali ke itu masa

Tak akan pernah tahu kapan kursi pertama benar-benar tercipta di alam dunia.

Merujuk ke masa peradaban Mesir dan Babilonia sebagai dua peradaban tua

Ya boleh-boleh saja tetapi pertanyaan dasarnya apa benar mereka penciptanya?

Mengambil referensi peradaban suku Maya dan China yang juga tak kalah tuanya

Ya tidak apa-apa tetapi tetap saja apa memang benar merekalah penemunya?

Kemudian bangsa yang peradabannya lebih kemudian tentu tidak usah ditanya

Karena pastilah bukan mereka penemu pertama kursi, mereka hanya pengguna.

Dewasa ini jenis kursi ratusan jumlahnya sampai-sampai pusing mengingatnya,

Ada yang pernah mendengar kursi yang bernama tete-a-tete ... ha ... ha... ha ...

Rasanya tidak banyak yang tahu itu pun kalau memang ada, lalu bagaimana

Dengan kursi zaisu yang sangat pupoler di sebuah negara tetapi tidak ceritanya

Di sini – yang jangankan memakai - mendengar saja mungkin belum pernah ada.

Savonarola dan Dante juga jenis kursi yang mungkin sangat asing bagi telinga

Bagaimana dengan papasan, bergere, curule, hassock, klysmos, semuanya

Adalah jenis kursi juga dan yang belum disebut mungkin ada ratusan jumlahnya.

Singkat kata yang ingin dikatakan di sini betapa asal-usul kursi itu ternyata

Penuh misteri sedangkan jenisnya juga banyak luar biasa belum lagi jika budaya

Daerah ikut dijadikan referensinya maka jumlahnya pastilah banyak luar biasa.

Begitu juga maknanya ... eh ternyata kursi punya banyak makna walau sejatinya

Hanya ada dua makna besar, makna harafiah dan makna metaforik namanya.

Kalau yang harafiah tak usah dibicarakan karena semua pasti mahfum artinya,

Tetapi yang metaforik, ha ... tunggu dulu, karena yang disebut kursi eh ternyata

Yang dibidik bisa yang lain, karena makna metaforik memang hebat luar biasa,

Seperti definisi bahasa aslinya, saying one thing meaning another, bicara A

Ternyata yang dimaksud B, bicara B eh tujuannya C, dan tahukah anda bahwa

Karena ini makna maka ‘kata’ punya perbawa yang dahsyatnya tak terkira-kira,

Yang ketika digubah dalam titah dan sabda perbawanya meliputi seluruh dunia,

Ketika digubah menjadi mantra, alam gaib pun dapat jadi gempar karenanya,

Dan manakala digubah dalam karya sastra yang terkagum-kagum jumlahnya

Bukan main banyaknya ... itulah ’kursi’ sebuah kata yang kini lahirkan makna

Bukan main hebohnya di negara yang pernah dijuluki negara para bedebaha ...

Ha ... ha ...berikutnya di Senayan sang ’kursi’ kembali hebohkan penghuninya

Karena konon kabarnya sejumlah anggota dewan sepakat memakai kursi dewa

Yang harganya menjulang ke angkasa karena diekspor dari negara di eropa sana.

Hanya saja setelah beritanya meledak di media, eh, bukannya saling membela

Keputusan yang telah dibuat bersama, malahan kursi saling dilempar ke kepala.

Tentu saja rakyat yang sudah kuciwa sekarang semakin ternganga tak percaya

Wah ... bagaimana bisa para sontoloyo begini jadi pilihan bersama, tapi itu realita.

Atau mungkin juga supaya masuk logika, kursi memang harus mahal harganya

Agar tetap layak jadi rebutan bersama – gangsar royo-royo – dasar sontoloyo!

Dr. Tri Budhi Sastrio – tribudhis@yahoo.com – HP. 087853451949

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun